1.6.10

obama dan amerika: 2 entitas berbeda ?

Hal pertama yang ingin saya katakan adalah saya tidak percaya pada sistem politik Amerika. (Saya justru lebih percaya sistem politik Indonesia, India dan Turki) Alasan pertama: ada kekuatan di balik layar, yaitu Yahudi Amerika. Tidak aneh kalo calon presiden Amerika musti berbicara di depan forum AIPAC, berkunjung ke Israel atau setidaknya berjabat tangan dengan PM Israel. (Bandingkan dengan calon presiden Indonesia yang belakangan mulai membiasakan dirinya sowan ke Amerika sebelum masa kampanye) Alasan kedua: sistem dwi partai lebih mirip oligarki ketimbang demokrasi. Memang disana ada partisipasi publik yang luar biasa dan masa kampanye yang amat panjang. Tapi tidakkah itu sekedar kulit luar atau semacam strategi PR saja. Nyatanya, tingkat golput justru tinggi.

Dan itu alasan dasar saya untuk tidak mempercayai setiap calon presiden Amerika. Bahkan Obama. Ya, kita semua membenci si Bush kecil, tapi tidak lantas bisa simpati pada Obama kecil. Ketidakpercayaan saya semakin menguat ketika ia memilih Hillary Clinton sebagai menteri luar negeri. Bagi saya, itu sama saja dengan berbagi kue kekuasaan dengan seorang mantan senator New York yang pernah menolak bantuan dana kampanye dari komunitas muslim demi menjaga hubungan baiknya dengan komunitas Yahudi. (Ia seperti mengatakan tidak ada 1 dunia yang bisa ditempati 2 komunitas itu sekaligus). Apa artinya menjadi seorang Presiden Amerika, manusia paling digdaya sejagat ? Tentu saja Foreign Policy. Dan sayangnya ia harus berbagi policy dengan seorang pesuruh Yahudi demi mendapat dukungan dalam kampanye untuk menjadi presiden Amerika. (Dan saya semakin jengkel ketika tahu pengganti Alan Greenspan masih seorang Yahudi tulen)

Saya juga jengkel dengan tokoh-tokoh Indonesia yang begitu mengidolakan Obama. Amerika benar-benar berhasil menjadikan pemilunya mendunia karena seorang Obama. Bahkan orang-orang macam Fadjroel Rachman yang--setahu saya amat polos--sampai harus berkilah ketika Obama menambah pasukan di Afghanistan dan korban jiwa yang berjatuhan semakin meningkat layaknya kondisi Irak semasa rezim Bush. Mereka bilang Obama tidak bisa merubah Amerika dalam semalam. Mereka bilang Obama dan Amerika adalah 2 entitas berbeda.

Dan ketika Obama berhasil menggolkan RUU Kesehatan, mereka dengan gegap gempita menyambut kemenangan itu. Bahwa setelah diperjuangkan selama 4 masa kepresidenan, hanya Obama yang mampu menggolkannya. Bull shit ! Bagi saya, fakta bahwa layanan kesehatan Amerika adalah yang terburuk dibanding negara-negara maju lainnya menunjukkan setidaknya 2 hal. Pertama, Amerika sebagai negara jelas telah lama dikooptasi oleh korporasi-korporasi besar. Tidak aneh kalo ada yang bilang bahwa diplomat-diplomat Amerika dan orang-orang macam Jhon Perkins tak lebih dari pesuruh-pesuruh korporasi. Contohnya, kasus Freeport, Newmont dan Exxon di Indonesia. Berhasilnya Irian Barat masuk ke dalam NKRI tidak lepas dari keinginan Freeport yang sudah gatal ingin mengeruk emas di tengah hutan tropis Papua. (Masa bodoh dengan heroisme yang diceritakan di buku-buku sejarah sekolahan). Kedua, menolak lebih lama RUU Kesehatan, sama saja dengan menolak takdir sejarah yang seharusnya. Amerika akan ditertawakan bahkan oleh musuh di depan halaman: Kuba. Film Sicko dengan satire menggambarkan betapa mudahnya sekelompok orang-orang Amerika yang menjadi korban sistem kesehatan Amerika datang ke Kuba dengan perahu kecil dan mendapat layanan kesehatan memadai di Kuba. (Dan di bagian akhir, si sutradara pergi ke gedung kongres dengan sekeranjang cucian sembari berharap Amerika seperti Perancis yang menyediakan pembantu rumah tangga gratis bagi ibu hamil dan menyusui)

Lalu perubahan apa yang sudah dilakukan Obama ? Bagi saya, tak lebih dari sekedar strategi PR dan marketing. Lihat saja, pidatonya di Kairo disambut positif dan antusias di selurah dunia Islam. Tapi apa yang terjadi ? Ia melaksanakan janjinya mengurangi pasukan di Irak, tapi di saat yang sama diam-diam menambah pasukan di Afghanistan. Belakangan ia bilang menutup Guantanamo adalah perkara sulit.

Tuan Obama, kata dan perbuatan anda tidak sejalan !



4 comments:

  1. Obladi, Oblada, Obama, Lamalamala...

    ReplyDelete
  2. Selalu nyaman membaca tulisan anda, Tuan Sonny.
    Anda nyaris menyamai GM dalam bertutur tulisan..

    ReplyDelete
  3. pertanyaannya bukan obama dan amerika, tapi obama dan presiden amerika. sebagai individu, saya rasa obama punya idealisme yg cukup bagus. tapi karena dia presiden AS, terpaksa harus kompromi, karena tekanan dari sana sini. walopun benar, tidak semua idealismenya menguntungkan kita indonesia atau muslim pd umumnya. saya rasa, kl obama berhenti jadi presiden dan jadi self-employed diplomat seperti bill clinton sekarang, he will do better.

    level berikutnya, presiden amerika dan amerika, saya rasa keduanya sepaket, tapi berbeda. saya percaya perbedaan interest group dan kelas, daripada memandang suatu negara sebagai entitas yg utuh. kebanyakan masyarakat amerika tidak jauh beda lah sama kita.

    bagaimanapun, untuk mewujudkan perdamaian dunia emang perlu kekuasaan sebesar presiden amerika. tapi kalo melihat pengaruh lobi yahudi dan perkembangan sejarah israel palestina, kayanya itu pun gak cukup

    ReplyDelete
  4. sonny???? aku menemukan blog mu saat iseng mencoba search namaku di internet,,,ternyata namaku ada di blogmu yang rebornsonny,,hemh,,,apa kabar duniamu kini?

    ReplyDelete

feel free to comment :)

recent post