Saya punya seorang keponakan. Persisnya, anak dari salah seorang sepupu. Tidak ada yang istimewa dari gadis kecil itu. Kecuali bahwa ia senang tertawa. Entah tentang sesuatu yang lucu, cukup lucu, sedikit lucu atau sama sekali tidak lucu bagi saya. Dia tertawa.
Bagi anda mungkin itu persoalan sepele. Bagi saya, betapa pemurahnya Tuhan menghadiahinya sensor ketawa yang amat sensitif. Kalau pun dia tertawa untuk suatu hal yang tidak lucu, saya merasa tidak berhak untuk menertawai "kebodohannya." Saya malah iri.
Sebahagia itukah hidup gadis kecil itu? Saya berharap dia tetap demikian meski lambat laun semakin dewasa, ia mulai memahami kesulitan hidup keluarganya. Saya harap Tuhan tidak bercanda tentang sensor itu. Soalnya, Dia kan pernah bilang bahwa Ia tidak menciptakan segala sesuatu tanpa tujuan.
Bagi anda mungkin itu persoalan sepele. Bagi saya, betapa pemurahnya Tuhan menghadiahinya sensor ketawa yang amat sensitif. Kalau pun dia tertawa untuk suatu hal yang tidak lucu, saya merasa tidak berhak untuk menertawai "kebodohannya." Saya malah iri.
Sebahagia itukah hidup gadis kecil itu? Saya berharap dia tetap demikian meski lambat laun semakin dewasa, ia mulai memahami kesulitan hidup keluarganya. Saya harap Tuhan tidak bercanda tentang sensor itu. Soalnya, Dia kan pernah bilang bahwa Ia tidak menciptakan segala sesuatu tanpa tujuan.
Dia tidak suka bercanda, tapi suka ketawa..
he he he...
ReplyDelete