30.10.08

ikutan pesta blogger ?

Karena tidak jadi ikutan MUKTAMAR BLOGGER karena kecapekan, saya memutuskan (tidak ada salahnya) mengikuti Pesta Blogger.

Sebenarnya saya tidak terlalu antusias mengikuti Pesta Blogger yang diadakan di gedung tinggi berlantai puluhan. Apalagi kalau saya mendapati para blogger ternyata berpakaian "mewah" ala orang kantoran di Sudirman.

Blogging sendiri adalah kemewahan bagi banyak orang di Republik ini. Apalagi pesta blogger. Kata "pesta" dan "blogger" begitu asing bagi rakyat jelata, kepada siapa saya bersimpati dan menangisi ketidakmampuan saya berbuat bagi mereka.

Pertanyaannya kemudian apakah Pesta Blogger menghasilkan sesuatu bagi Republik ini ? Blogging for society ? Saya agak pesimis dengan tagline ini.

Pada akhirnya sebagai pernyataan sikap, saya akan pergi ke pesta itu dengan sandal jepit, celana gantung dan kaos oblong lusuh kesukaan saya. Pun di ransel saya, akan ada kain sarung: untuk shalat & tidur

Rp 50.000 yang saya keluarkan untuk berpestapora ini... adakah berarti bagi para jelata ?

Saya hanya bisa menangisi "kekalahan" saya, meminta ampun padaNya atas ketidakmampuan saya sambil berusaha memaafkan diri sendiri..

26.10.08

rencana Minggu yang indah (We're proud of you, Jef !)

Pagipagi ngajak sepupu jalan-jalan di areal kampus Post-Graduate UIN Jakarta. Pemandangannya indah setiap minggu pagi. Apalagi kalau bukan ehmm ehmm.. Di kejauhan juga keliatan Situ Gintung. Kalo waktunya cukup pengen dudukduduk di tepiannya.

Trus ke kos-an Tek Ye, adik Papa, doktor hadits anyar, menguasai Arab - Inggris - Perancis. Cas cis cusss..

Mo nitip novel terindah Kuntowijoyo untuk seseorang yg jg indah di Padang. Mungkin Uni-ku yg bakal nyerahin ke dia. Hayyoooo.. :p Trus putar-putar Jakarta, nyenengin sepupu yg mo terbang ke Saudi, dapet pekerjaan bagus dg gaji luar binasa untuk ukuran Indonesia. IQ nya pendek, tapi kemampuan interpersonalnya membantunya menemukan sendiri jalan ke masa depan. Moga aja sifat borosnya berkurang. Overall, dia lebih bijak setelah merantau jauh. He's reborn !

Siangnya, mo ketemu Jefrie di Sarinah, teman sekelas waktu kuliah di Ing2000 FE Unand. Si penjual "kacamata wanita" asal Koto Tuo ini kok bisa-bisanya jadi finalis Young Entreprenuer of the Year-nya Bank Mandiri. Padahal yang ku ingat dulu, selain panggilan Jangguik-nya itu, kerjaannya akhir pekan bolak balik Padang - Bukittinggi buat ngurusin kacamata wanita & tetek bengek lainnya. ( Ampuuunn.. gw gak ikutan deh jual begituan. Sumpeh ! ). Gaya ngomongnya kayak orang lapau. Gak bisa pake bahasa Indonesia sama dia. Pasti ! ( Oi Jang.. )

FYI, orang yg paling protes kalau ada kuliah tambahan / pengganti di hari Sabtu, antara lain Kemp & Jeffrie. Jef masih mending krn urusan dagang. Kemp ? Ckckckck.. "jangan ganggu siklus pulang kampung Kemp ke Batusangkar." Bukan begitu bukan ? Kempuuuunngg..

Trus ngajak dia ketemu Debi di Masjid Agung al-Azhar & berakhir di Blok M buat ngasih masukan ttg materi presentasinya. (Grande lagi ? Episode 2 ? Guest star-nya kali ini si Jangguik ? Kok downgrade? :D )

Btw, sepupu gw mo dikemanain ?


UPDATE :

Realisasinya, sepupu gak jadi ikut karena males liat hujan lebat yang ternyata cuman nyampe Pondok Indah. Nungguin Debi abis dengerin ceramah Ustad Cinta, Restu Sugiharto di Masjid Agung Al-Azhar. Ba'da Ashar ke Hotel Millenium tempat nginap si Jangguik. Trus ngebahas materi presentasinya di depan Laptop Axioo Pico-nya yg mungil & bikin gw gaptek itu.

Ba'da Maghrib makan-makan di Jalan Sabang. Debi dengan kekeh mengusulkan makan RAWON SETAN. Dasar orang yang pernah tinggal di Suroboyo. Jefri dengan gaya bicara lapau dan keusilannya menelpon Regi, Febri Diansyah, Emzo, Siska dan berakhir dengan ketika baterai HP habis.

FYI, Jefri mendirikan usaha BONITA TOUR & TRAVEL pada tahun 2006. Bonita sendiri adalah nama toko grosir "kacamata wanita" yang cukup populer di Pasar Aur Kuning. Dari awalnya 1 karyawan, saat ini ia sudah bisa mempekerjakan 7 karyawan yang berarti sudah bisa menghidupi setidaknya 7 orang manusia. (Semoga Allah membalas kebaikanmu)

Yang menjadi daya tarik dari BTT adalah perusahaan ini adalah yang pertama hadir di tengah-tengah di Pasar Grosir Pakaian "Aur Kuning". Ia jauh dari kesan Tour & Travel yang elegan karena "berhimpit-himpitan" dengan toko-toko grosir. Ditambah lagi suasana becek di depan kantor. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri, para pedagang grosir itu adalah segmen pasar yang lumayan besar yang tidak dilirik oleh pengusaha penjualan tiket pesawat lainnya. Di sinilah ide Jefri terasa orisinil.

Pasar Grosir Pakaian Aur Kuning sendiri adalah pusat grosir terbesar di Sumatera. Jaringan bisnis-nya mencapai seluruh Sumatera. Suplai-nya banyak dari pusat-pusat grosir di Jawa, terutama Tanah Abang, Cipulir & Kota Bandung. Karenanya intensitas bepergian para pedagang tersebut cukup tinggi ke berbagai daerah.

Semoga menang, Jef. Jadi Young Entreprenuer of the Year versi Bank Mandiri. Mewakili Sumatera, Sumatera Barat, Alumni Unand dan khususnya alumni Kelas Internasional FE Unand 2000.

We're proud of you, Jef !

25.10.08

back to politic !

back to political discourses, Sonny ?
after years ?



Yup,
Dulu masalahnya aku jadi gelap mata kalau bicara politik. Seperti hutan yang tertutup gara-gara satu pohon jelek, aku tidak bisa bernapas kalo bicara politik. Keseluruhan diskursus ilmu-ilmu sosial jadi mandeg.

Tidak bisa tidak, seorang intelektual harus bicara politik. Salah satu definisi ilmu sejarah mengatakan bahwa sejarah adalah politik di masa lalu. Politik adalah sejarah masa kini. Definisi ini tidak sepenuhnya benar, tapi kita tidak bisa begitu saja menampiknya.

Kamis kemarin aku mengikuti Nurcholis Madjid Memorial Lecture II di Kampus Paramadina. Tahun kemarin yang berorasi Prof Komaruddin Hidayat. Ia memang pas untuk membuka tradisi ini. Komar adalah lulusan Pabelan, pesantren yang direvitalisasi kembali oleh Hamam Ja'far, seorang alumni Gontor. Sementara Cak Nur adalah alumni Gontor. Keduanya sama-sama Guru Besar Filsafat UIN. Basis keilmuan dan pengalaman hidup keduanya boleh dibilang mirip. (Hebatnya, Pabelan yang kecil tapi apik itu pernah mendapat Aga Khan Award, penghargaan internasional bidang arsitektur dunia Islam)

Tahun ini kehormatan itu diberikan kepada Goenawan Mohamad, penyokong Komunitas Utan Kayu & Jaringan Islam Liberal, penafsir "fundamentalis" pikiran-pikiran Cak Nur. (They said: "we're liberal." I said: "u'r left extremists" :p )

Tapi sebagai musuh, ia patut dihormati. Kolom-kolomnya yang ensiklopedik itu memang menawan, menggetarkan dan menyeramkan. Aku mencatat hanya sedikit pemikir yang bila tulisan-tulisannya bila dibuatkan semacam footnote maka akan sangat panjang. Sebut saja, Annemarie Schimmel, alm. Rusli Karim, dan Jalaluddin Rakhmat. (Orang Arab bilang, punya musuh yg canggih lebih baik ketimbang punya teman bodoh. Dua orang yang selalu sepakat tentang semua hal tidak akan menghasilkan apa-apa.)

Aku bertikai dengannya dalam hal teologi dan tafsir kebebasan. Pandangan filsafat kami mungkin mirip. Uniknya, aku menemukan kesamaan pendapat dengannya tentang Palestina, Amerika & Obama. Kami mungkin segelintir intelektual moderat yang pesimis pada kemampuan Obama merubah Amerika.


Orang yang kuanggap musuh, ternyata mengembalikan kepercayaanku pada politik, baik sebagai sebuah diskursus maupun praktik. Ia merekomendasikan "Kembalinya Politik," buku yang sudah aku lirik-lirik di Gramedia Gajah Mada, medio Agustus lalu.

Anis Baswedan memberikan pengantar manis pembuka diskusi. Menurutnya, harus dibedakan optimisme terhadap sebuah bangsa dan perkara mendukung sebuah pemerintahan. Mana yang benar, pesimis terhadap pilkada atau kritis terhadap pilkada ?

Aku sendiri tidak sepakat tentang Pancasila. Pandanganku lebih mencerminkan pandangan Natsier. Tapi tidak bisa tidak, seperti Natsier, aku mencintai bangsa yang menyebalkan ini. Tidak seperti Taufiq Ismail, aku tidak malu menjadi orang Indonesia.


HARAPAN
Mas Goen & Anis sepakat bahwa harapan harus selalu diterbitkan terhadap bangsa ini. Sembari mengenang Sumpah Pemuda 28 Oktober 1926, Anis bertutur 80 tahun = usia tua bagi seorang manusia = 16x pergantian presiden = umur pendek bagi perjalanan sebuah bangsa. Delapan puluh tahun lalu sama sekali tidak ada modal untuk menegakkan sebuah bangsa. Yang ada hanya harapan.

Mas Goen menutup orasinya dengan mengatakan bahwa politik harus dikembalikan sebagai sebuah perjuangan. Harapan tidak pernah hadir dengan sendirinya. Ia harus diciptakan. Harapan itu seperti jalan dalam hutan, sebelumnya tidak pernah ada. Kemudian seseorang lewat disana dan kemudian orang-orang lainnya berkali-kali. Berarti itu memang jalan harapan bersama.

Utomo Dananjaya, tokoh sepuh Pelajar Islam Indonesia yang juga teman dekat Cak Nur yang pernah jadi Ketua HMI 2 periode itu, tampil juga dalam acara itu. Ia dengan terbuka mengkritik kecilnya Pustaka kampus Paramadina. Aku kagum bahwa kritisisme semacam ini nyaris tak ada di kampus-kampus lain. Baginya, Paramadina menjanjikan kualitas dan menawarkan alternatif. Janji & tawaran.

UTOMO, ADE & RILIS BUKU
Aku mengagumi Utomo karena warisannya mencangkokkan Andragogi-nya Paulo Freire ke dalam cetak biru Panduan Training PII. Itu salah satu sebab kenapa PII lebih progresif ketimbang HMI yang cenderung established. Hanya sayangnya, nama besar HMI membuatnya lebih mampu menarik input SDM calon aktivis mahasiswa berkualitas ketimbang PII. Tapi apalah artinya kuantitas di dunia pergerakan. Kualitas bung ! Ini dunia elite minority ! Segala hal yang berbau massif harus ditolak !

Ade Armando juga hadir sebagai Pimpinan Redaksi Majalah Madina. Aku cukup rajin mengikuti kolom-kolom Bang Ade dan membuntuti alur pikirnya. Di satu titik, aku terkejut karena ia mulai bicara tentang perkara-perkara liberal. Di malam ini aku baru sadar ternyata ia ikut membuntuti Cak Nur. Tapi ia sendirian membela RUU Pornografi di tengah kaum liberal itu. (I'm with u, Bang Ade !)

Di acara itu ikut juga dirilis juga buku "All u need is love: Cak Nur di mata anak-anak muda". Ah, kalau saya tau buku itu akan terbit pengen juga urun tulisan. Saya punya tafsir sendiri tentang Cak Nur, yang mungkin bertikai dengan orang-orang JIL.

Sekali lagi,
i'm back to politic !

mengeja kembali Kuntowijoyo

Untuk menjadi seorang intelektual memang harus membuntuti seorang intelektual juga. Role model. Quantum Learning pun setuju dengan pendapat ini. Dari 1993 - 1995, saya berkutat dengan buku-buku terbitan pemikir-pemikir Timur Tengah: Sayyid Qutb dan saudaranya Muhammad Qutb, Hassan Albanna, Fatih Yakn, dll serta beberapa pemikir Pakistan semacam Abul A'la al-Maududi. Boleh dibilang buku-buku khas Gema Insani Press, kanan Islam.

Disamping itu, saya tertarik pada logika out-of-the-box nya Emha Ainun Najib, bapaknya Noe, vokalis Letto. Cak Nun, meski drop out, lebih populer ketimbang nama-nama besar semacam Nurcholis Madjid, Dien Syamsuddin dll. Saya membaca hampir semua bukunya. Cak Nun cukup sering datang ke Gontor. Di antaranya diundang manggung bersama Kelompok Keseniannya, Kyai Kanjeng.

Pada satu titik saya jenuh. Pemikir kanan Islam menggunakan logika sederhana, sementara logika Cak Nun tidak lagi mencukupi. Saya membutuhkan logika yang lebih metodologis, lebih akademik. Maka ketika saya direkrut jadi asisten Pustaka OPPM diumur menjelang 15 tahun, dengan cepat saya melahap buku-buku Nurcholish Madjid. Sejak saat itu saya banyak membaca buku-buku terbitan Mizan Pustaka, Penerbit Pustaka, Bentang, Pustaka Pelajar, Paramadina dan genre sejenis. Saya bahkan hafal pembuat sampul buku Mizan & Pustaka Pelajar. Pustaka Pelajar seringkali menggunakan font-font besar dan cantik. Seperti kata Daniel Purba, teman dari teman saya Bowo di Penerbit Erlangga: "Judge books by their cover !"

Pun, kemudian karena perbedaan pendapat saya dengan Cak Nur, terutama soal sekularisasi dan Teologi Inklusif, disamping saya membutuhkan pemikiran yang tidak hanya normatif tapi empiris, saya tertarik pada tulisan-tulisan Dawam Raharjo. Mas Dawam-lah yang memperkenalkan saya pada ide, bahwa ilmu-ilmu sosial harus dikuasai secara holistik, tidak parsial. Disamping saya kagum pada antusiasme Dawam yang sarjana ekonomi itu pada dunia pesantren dan ilmu tafsir.

Akan tetapi, masalahnya, Dawam hanyalah epigon Cak Nur. Ia hampir tak punya tema besar atau grand design-nya sendiri

Suatu ketika, di tahun 1997, saya melihat seorang senior ITQAN membawa sebuah buku bersampul merah berjudul Paradigma Islam. Ia mungkin senior tercanggih di angkatan 697. Sayang, saya lupa namanya. Dengan cepat saya tertarik terhadap Kuntowijoyo. Meski sedikit terlambat.

Akhirnya saya memilih membuntuti Kuntowijoyo. Sementara Suhartono TB teman saya, membuntuti Jalaluddin Rakhmat gara-gara guru pembimbingnya di Kursus Bahasa Inggris sekaligus mentor FP2WS juga membuntuti Kang Jalal, intelektual sekaligus pakar komunikasi itu. Satu tahun kemudian saya baru tahu bahwa teman seangkatan saya, Zulkarnain Nurhasan, membuntuti Emha Ainun Nadjib.

Lucunya, saat ini Zulkarnain menjadi amat sufistik gara-gara Cak Nun yang nyleneh itu. Agak nggak nyambung :) Suhartono mungkin saat ini sudah bertikai dengan pemikiran Kang Jalal. Tapi jangan ragukan keampuhan teknik komunikasi pemimpin PKS di masa depan ini. Juga saya tak meragukan pengaruh sufistik Kang Jalal tetap membekas dalam dirinya.

Di Mesir, ia bahkan didaulat menjadi Ketua PPMI 2004, organisasi yang membawahi hampir 5000 pelajar & mahasiswa Indonesia. Hanya saja ia lemah dalam tulis-menulis. Tapi syukurlah, ia memilih bidang studi yang agak berbeda ketimbang kebanyakan mahasiswa Indonesia di Mesir: Sejarah. Entah mungkin gara-gara saya menyukai Kuntowijoyo :) Yang pasti, saya tertarik dengan Kang Jalal gara-gara dia.


bersambung...

perempuan

:sebelah sayapku

perempuan adalah oase
tempat pemikir kembali
setelah lelah panggul senjata
hadapi durjanadurjana
iblisiblis rahwanarahwana
raksasaraksasa pengetahuan,
kepada siapa harus ku acungkan jumawa

perempuan adalah oase tempat kembali
kepadanya rendahkan diri
serendahrendahnya, sehinahinanya
ia "citra Tuhan" teragung
di muka bumi

perempuan adalah oase
adalah danau
adalah bumi
adalah hulu
adalah muara
adalah nadi
adalah senja
adalah pelabuhan
adalah kampung halaman
adalah puisi
adalah lagu

menyanyilah untukku..

22.10.08

rantau ( 2 )



merantaulah,
akan kau temukan pengganti
dari orang-orang yang kau tinggalkan

bekerjalah,
karena sungguh kelezatan hidup
bisa kau temukan dalam bekerja..


(mahfuzhat, pepatah arab)

21.10.08

review on Musashi




[ komentar gw thd review Himawan ttg novel Musashi ]

hhh, himawan
gw baca novel ini 6x dg antusiasme yg nyaris tdk berkurang. Saran gw, lo hrs mengelaborasi usaha mencapai "kesempurnaan" itu



Mulai dari dikurung di benteng kyoto & mnjd manusia baru; diajak bertamu & ditahan u tinggal di rumah geisha. Eiji dg cantik menunjukkan bhw Musashi tlh mencapai kesempurnaan sblm menerima tantangan Sasaki Kojiro.

Ia sama sekali tidak berlatih pedang, ia sibuk mengalahkan ketegangan dalam dirinya menjelang hari H pertarungan. (Mengalahkan diri sendiri). Ketika pergi, dg tepat ia menggunakan arus pasang - surut selat u pergi - pulang k / dr tempat pertarungan. Efisien, menyatu dg alam. Selama di atas perahu, ia sibuk meraut sebuah dayung rusak menjadi semacam pedang kayu. Ia hanya butuh memukul Kojiro sekali saja untuk mengalahkan kepongahannya. Ia sempat memastikan Kojiro tidak tewas sbl pergi kembali dg perahu. Teknik pedang tertinggi adalah welas asih.

Estetika Musashi adlh bagian menarik yg diekplorasi Eiji. Ia dpt melihat teknik pedang tingkat tinggi dari seorang master pedang yg sudah uzur hny dari melihat pola potongan serangkai bunga. Ia amat waspada ketika melewati seorang rahib besar / guru beladiri tingkat tinggi yang menyamar dlm pakaian petani hanya dari teknik mencangkul dan bunyi cangkul itu.

Ia belajar melukis & membuat patung meski tak punya dasar-dasar pengetahuan seni. Ia bs mengagumi lukisan2 krn dlm dirinya ada "perasaan keindahan" meski hidupnya selalu dlm bayang2 darah & kematian. Toh pada dasarnya filosofi teknik pedang Musashi adalah luwes, mengalir, nir-teori, estetik, intuitif !

Musashi jg bljr mengubah sebuah tanah yg sama sekali tidak layak menjadi lahan pertanian yg menjanjikan. Ia jg mengajarkan sebuah kampung untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri dlm mengusir para penyamun.

Ia mencapai ketinggian ZEN bukan dalam pakaian rahib, tapi dari persistensinya yang nyaris tanpa kompromi (dg urusan cinta yg "remeh temeh") meniti JALAN PEDANG.

Akhirnya,
harus kusarankan jg untuk mengelaborasi konsep KESEMPURNAAN MUSASHI dan membandingkannya dg KONSEP UBERMENSCH tokoh idola lu si Nietzsche & konsep INSAN KAMIL nya Imam al-Ghozali, Mulla Sadra. Atau lo bisa merambah ke eksistensialisme nya JEAN-PAUL SARTRE.

sip, Himawan
c'mon, read it slowly..




tambahan :

Novel Musashi ini lahir sebagai pelipur lara bagi Jepang yg kalah perang. Ia membangkitkan semangat sebuah bangsa pecundang ! Musashi pun adalah pecundang di Sekigahara.

Surealisme tidak selamanya aliran sastra paling ampuh. Kalau kita bicara soal sastra yg menggerakkan, tampaknya SASTRA REALIS, entah itu REALISME SOSIALIS ala Pram atau REALISME POP ala Andrea Hirata, yg bs diharapkan.

Dalam konteks ini, Kuntowijoyo dg cerpen / novelnya yg cendrung surealism sedikit gagal menerapkan ide SASTRA PROFETIK nya.

Surealism itu mirip JAZZ, audiens nya cuman minoritas elite. Tapi mungkin Kunto menganggap dg menggerakkan kalangan terbatas itu, bs terjadi trickle down effect. Tp sekali lg, budaya kita saat ini adalah budaya massa. Andrea benar dlm hal ini ketika menghadirkan LASKAR PELANGI sbg pemuas dahaga massa akan bacaan berkualitas.

Eureka !

homesick




 

children of heaven..

20.10.08

jakarta








related link : acid (renew)

romantisme sejarah

Sejarah mengajarkanku untuk tidak larut dalam masa silam. Segala sesuatu di kejauhan, entah itu ruang atau waktu, memang cenderung romantik, padahal orang-orang yang hidup di masa itu belum tentu merasa bahwa masa dimana mereka hidup indah dan permai. Seringkali ketika manusia berkunjung kesana ia tak kembali. Terperangkap dalam romantisme.

Seharusnya manusia belajar untuk menghadapi tantangan kekinian dan kedisinian. Kita harus menetapkan garis imajiner antara kita, masa lalu dan masa depan. Tentunya sejarah, sebagaimana masa silam itu sendiri dibutuhkan sebagai pijakan untuk menjelaskan dari mana kita berasal.

Kemarin, aku teringat pesan Debi untuk sesekali menelpon gadis yang tinggal di Jalan Patenggangan Padang itu. Aku memang punya sejarah dengannya. Aku sempat bilang jatuh hati padanya di tahun 2003. Dan bodohnya via SMS (Ada yang lebih bodoh dari nembak via SMS ?). Kata Debi itu NEMBAK namanya. Dan dengan bodohnya lagi aku bertanya nembak itu apa ? ( Tu kan, para filsuf kelupaan mencantumkan nembak dalam KAMUS FILSAFAT )

Dan dengan sukses ia menolakku. Aku sempat nyuekin dia selama 2 - 3 minggu bila ketemu di kampus gara-gara ditolak. Dan dia benar-benar kesal karenanya. Dia bilang aku tidak boleh cuekin dia (walaupun aku ditolaknya). Hubungan macam apa itu ? Oh iya, aku pernah berjanji padanya bahwa apapun yang terjadi di antara kami, aku tetap sayang padanya. (Tu kan, satu lagi janji bodoh yang harus selalu ku tepati)

Dan begitulah, hampir 2 tahun aku tak menelponnya. Nyaris tidak ada yang berubah di antara kami. Aku suka mendengar gaya ketawanya itu. Menurutku, diantara sekian gadis yang ku kenal ketawanya yang paling renyah (untuk tidak menyebut artistik dan serangkaian teori musikal lainnya :)

sekian dulu


bersambung..

19.10.08

my cousin's wedding..

Hari ini seorang gadis manis di sebelah rumahku menikah. Ia selembut Khadijah dan secerdas Aisyah. Tapi perjalanan hidupnya lebih berarti ketabahan Fatimah. Hidup memang tidak begitu mudah baginya, tapi pada akhirnya ia melaluinya.

Segala cobaan hidupnya semoga berakhir di pelaminan itu: dinikahi rekan kerjanya di BPK-RI Jakarta, seorang lelaki Jawa dari keluarga yang lumayan relijius dan mudah berbaur dengan kami. Ah, semoga saja pria itu punya selera humor yang bagus. Hidup yang berat menjadikannya terlalu pendiam bahkan ketika berkumpul di tengah-tengah keluarga.

Aku suka melihatnya tertawa. Aku suka membuatnya tertawa. Hanya itu yang bisa ku lakukan untukmu, sepupuku..

full time labor, part time intellectual

Aku ingin menuliskan banyak hal di blog ini. Melampaui catatan harian Ahmad Wahib & Soe Hok Gie. Keduanya hidup di tahun 1970-an sedangkan aku meresapi alaf baru ini. Tentu saja aku percaya mampu mengatasi keduanya..

Tapi hidupku saat ini terjerambab pada pilihanpilihan sulit: buruh purna waktu sekaligus intelektual paruh waktu. Ah hidupku selalu berada di antara magnit-magnit. Dulu aku hidup antara pustaka yg hening; ITQAN yang penuh suara mesin ketik dan printer dot matrix yang saling kejar mengejar mengakali deadline terbit; FP2WS yang penuh dengan pemikiranpemikiran yang bersilang singkarut; dan Tunis kamar 1 yang penuh warna: anakanak teater gila, persistensi para kaligrafer menghasilkan 1 karya / per minggu (bahkan lukisan cat minyak ! ), anakanak LIMIT yang diam khusyuk mencipta karya seni yang riang. ( Apa aku ini bunglon yang bisa berganti warna sesuai tempat dan kemestian ? )

Di Padang, aku menemukan dunia baru setelah ku ucapkan "selamat tinggal dunia pergerakan mahasiswa ! Nyaris tak ada yang bisa kupelajari disini. Membosankan !" aku menemukan dunia baru: dunia para geek, berkenalan dengan orang-orang warnet yang aneh-aneh: si raja chatting yang bisa 3 hari 3 malam chatting di depan komputer nyaris tanpa jeda ( "lihai sekali dia bicara; nakal sekali menendang-nendang chatter lain keluar dari chatroom; mencuri password orang-orang seakan emak dia yang bikin internet" ); si tukang carding yang ngerasa semua orang cuman minjam kartu kredit dia; si hacker yang keluar masuk pintu belakang situs-situs tanpa salam; si tukang webdesign; si gamer sejati yang jadi bosan karena gak ada lagi yang bisa dikalahkannya. Orang-orang individualis yang sebaiknya jangan diganggu: "dont f**k with us. We save your *ss while u sleep !" [ Click here for NEW HACKER MANIFESTO ]

Di sini, aku bertemu lagi dengan keasyikan lama: kanan - tengah - kiri Islam ? ;
dan keasyikan baru: Kapitalisme; Sosialisme; Welfare State atau solusi Islam ?

Tapi hidupku saat ini tak memberiku waktu sejenak untuk MENGETIK. Mengeksplorasi, mengelaborasi gagasangagasanku, entah itu orisinil atau tidak.


Ah, rasanya baru kemarin hari terakhirku di PLMPM--ketika wawancara post-training--Pak Ridlo & alm. Pak Budi bertanya:

"kamu mau jadi intelektual atau entreprenuer ?"


dengan bodoh ku jawab: keduanya, Pak !

"Suatu saat kamu harus memilih salah satu di antara keduanya..."




lewat 9 tahun aku masih bingung...

16.10.08

gontorians heboh !

aku hanya bertanya nama,
jangan salahkan daku kalau semua ikut2an mikir

overall, kata mentorku, ngajak mikir itu berpahala

cihui !


============================

Re: Bls: Bls: Bls: [gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan

Jadi teringat teman di pondok dulu Gempa Buana dan Gempur Alam yang namanya sangat mengindonesia. Sebagai brand, nama mereka memiliki keunggulan. Buktinya saya tetap ingat walaupun sudah 18 tahun yang lalu. Padahal saya tidak pernah sekelas dengan mereka. Kemana mereka ya....

Salam

Hery Azwan

=================================

--- On Thu, 10/16/08, Agus Suparman wrote:
From: Agus Suparman
Subject: Bls: Bls: Bls: [gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan
To: gontorians@yahoogroups.com
Date: Thursday, October 16, 2008, 12:42 AM

Perselingkuhannya bukan hanya antara Riau dengan Inggris saja stad, tapi ditambah Padang, menurut pengakuan ustadz Hardi Vizon beliau adalah pria berdarah Minang, karena kedua orangtuanya berasal dari Magek Bukittinggi dan berdarah minang.

Seperti yang antum katakan, nama hardi vizon memiliki arti visi yang berat (katakan saja tanggung jawab atau cita-cita yang mulia), walaupun dilakukan pengecilan (tasghir) mudah-mudahan tidak mengurangi kemuliaannya. Tapi sayangnya (dahulu kala) beliau kurang percaya diri dengan nama pemberian orang tuanya yang asli minang itu, karena tidak Islami katanya, untung akhirnya ia sadar "bahwa ternyata yang Islami itu bukan terletak pada bahasa apa yang digunakan, tapi dari makna yang diharapkan".

Akhirnya ana setuju-setuju saja dengan gagasan ustadz hardi vizon soal nama Indonesia bagi anak bangsa ini kedepan, walaupun ada inkonsistensi oleh penggagasnya .. he he.. dan salut buat kecintaannya untuk negeri yang kaya tapi miskin ini. Semoga rasa bangganya akan menghilangkan rasa mindernya. Biasanya begitu kan ustad hardi..

Alafwu syukron
Agus suparman (Asli Bengkulu)

======================================

Dari: handoko jafar
Kepada: gontorians@yahoogro ups.com
Terkirim: Kamis, 16 Oktober, 2008 09:43:02
Topik: Bls: Bls: [gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan


sebenarnya nama Hardivizon itu perselingkuhan antara Riau dengan Enggris
adjective hard mensifati mass noun Vision yang berarti kurang lebih visi yang berat, namun karena ada pengecilan, istilah kita adalah tasghir maka yang muncul adalah Hardy yang lebih mempunyai arti visi yang yang gak berat-berat amat sebagaimana nama William yang di panggil Willy. dengan demikian ada semacam pergeseran ekspektasi dari yang semula diharapkan menjadi pewaris atau penerus rumah makan padang beralih menjadi seorang dosen yang sekarang sedang dikuliahkan.


======================================

Re: Bls: Bls: [gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan

hahaha...
jadi begini ya..

Apalah arti sebuah nama?
kembali kepada tujuan asal kita khan untuk mengabdi.. mendapat kebaikan di dunia dan akhirat..
Ust Agus Suparman hanya guyon saja kepada Ust Hardi Fizon... hehe...
Tetap jaga kekompakan..!

Agung Kusuma (nama Indonesia banget..hehe..)
Alumni 2004

======================================
--- Pada Rab, 15/10/08, Agus Suparman
menulis:Dari: Agus Suparman
Topik: Bls: Bls: [gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan
Kepada: gontorians@yahoogro ups.com
Tanggal: Rabu, 15 Oktober, 2008, 10:07
AM

Assalamu'alaikum
Ustadz Hardi Vizon

Ana setuju dengan antum stad, mungkin biar kelihatannya identitas kali ya ..

Tapi stad .. HARDI VIZON .. bahasa apa ya stad ? .. kalo bahasa asing juga berarti antum harus ganti nama lho ..stad ??? he he ..

Alafwu syukron

Agus suparman (nama asli Indonesia)
==================================

Dari: Hardi Vizon
Kepada: gontorians@yahoogro ups.com
Terkirim: Rabu, 15 Oktober, 2008 08:15:35
Topik: Bls: [gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan

baru terpikirkan oleh saya hari ini, gara2 postingan ini, kenapa ya
kita orang Indonesia, cendrung memberi nama anak dg bahasa asing
(arab, ibrani, persia, inggris, dsb). apakah bahasa asing jauh lebih
keren dari bahasa kita sendiri?

sebagai contoh, bila akh sonny ingin kasi nama ponakannya, yg
kebetulan orang minang, dg: PUTIELOK yg kalau diterjemahkan ke bahasa
arab menjadi KHAIRUNNISA? hehe.... kayaknya sonny mikir 1000 kali tuh.
terkesan kampungan kah?

salut deh buat beberapa daerah di indonesia yg masih mempertahankan
nama dg bahasa asli mereka, seperti bali (wayan, made, dsb) dan sunda
(asep, lilis, dsb)...

kira2 menurut antum, nama asli indonesia itu seperti apa?

VIZON
http://surauinyiak. wordpress. com

orang gila no. 212




click the picture to see his blog

rantau

karatau madang di hulu

babuah babungo balun

marantau bujang dahulu

di rumah paguno balun





masih ado kapa(l) ka Padang ?




Googling for "karatau madang" & "keratau madang"
Pantun-pantun Marantau & tafsirnya

14.10.08

gontorians & nama buat ponakan (5)

ada orang gila yg me-reply..
boleehboleeh.. sesama orang gila harus saling menghargai..

===================

Bls: [gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan


coba ditanya langsung ke keponakan perempuan, siapa namanya?

Seorang teman menegaskan bahwa tiap anak sudah punya nama, teman lain membenarkan penegasannya (baca,kegedabrusannya) lalu tanya saya, gimana caranya?
jawabnya, tanya saja bayinya!

Nama bisa dimunculkan lewat muhadasah antara anak dan bapak . Permasalahannya banyak bapak yang tidak sanggup menangkap bahasa anak. Melihat ketidakmampuan seorang bapak dalam membangun komunikasi dengan anaknya, Tuhan menjadi kasihan, maka bisa jadi lewat mimpi nama itu dimunculkan.

Dua tahun satu bulan delapan hari yang lalu, tepatnya usia empat bulan
dalam kandungan, tidak cuma nama anak tapi juga jenis kelamin muncul
lewat mimpi baik mimpi saya sebagai seorang bapak bertepatan dengan
mimpi ibunya yang mengandung anak saya

it is not a shame to be in same time of dream
only for geeting the name
it is a miracle upon an un ability of giving the name

what is a name?!
shakespear said
ia kecapekan dan menyerah atas adanya nama

ayo paman jangan menyerah!

=====================

gontorians & nama buat ponakan (4)

tetralogiiiiii...

========================

assalamualaikum.

 

ada tambahan nama lagi neh...kebetulan ana pernah di Kairo, banyak
nama perempuan yang aneh2 menurut kita, tapi sebenarnya semuanya ada di
Al-Quran, spt:

1. Sundus

 

 

2. Hilyah syarifah

(perhiasan yang mulia)

 

3. Judi

(nama perahu Nabi Nuh, menurut tafsir mereka) waallahu a`lam bis showab.

 

ana ikut milist gontorian karena di daftarin ma abang saya,
makanya kadang lagsung saya delete semua, tapi akhir2 ini, saya mulai
baca, karena ternyta banyak manfaatnya.mohon maaf saya ga kirim ke
milist, coz, ga da yang kenal .semuanya tua2.hehehe.afwan

===========================

gontorians & nama buat ponakan (3)

trilogi dech..


==========================


assalamualaikum...

afwan akhi...ana ada usulan nama neh...,

1. Maya salsabila
air di syurga


2. Sumayyah Mardiyyah
Sumayyah nama perempuan yang syahid pertama


3.Hanan Fitri
Hanan : kerinduan, fitri (keponakan antum lahir masih di bulan syawwal kan)?


4. Hibah afifah
Anugrah yang afifah

===========================

13.10.08

theory card !

gontorians & nama buat ponakan (2)

cihui, sekuel lagee !

=======================================
[gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan)

Salam,

Buat Akhi Sonny mantan penjaga gawang perpustakaan :D
hadratak cukup memanggil saya dengan panggilan Mahir or Maher
Itu saja,
Salam,
MMS

Nb: tambahan nama tuk keponakan antum dan anak antum kelak
insya Allah, saya tidak bakal kehabisan stok ide untuk nama anak saya kelak  :-)

Kayyisa Qatrunnada (Kayyisa)
Maria Syahiratuzatia (Maria)
Haura Qurrata Aini (Haura)
Maryam Dzurriyah Saleha (Maryam)

======================================

[gontorians] Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan)

Assalamualaikum,

Maaf, ikut nimbrung juga. Pada pendapat saya:

1.
Enaknya nama anak terdiri dari dua kata. (kalau lebih, nanti pas nulis
nama di form paspor masuk ke negara lain kebanyakan nulisnya. Apalagi
kalau nanti anaknya banyak)

2. Pada pendapat saya juga enaknya
juga nama anak itu kalau bisa jangan mudhof-mudhof ilaih. Karena di
Indonesia (di Asia tenggara) biasanya memanggil nama depan atau nama
belakang saja. Contohnya: Abdul Rahman, atau Khairul Anwar, di
Indonesia nanti bisa hanya di panggil Abdul atau Khairul.

3.
Sebaiknya tidak usah terlalu berat nama yang akan diucapkan, seperti
huruf Zha', Qof dan lain-lain. Karena di Asia Tenggara juga nanti susah
nyebutkannya. Karena kalau salah menyebutnya, akan berlainan maknanya.

4.
Terakhir, hanya tambahan.
Banyak dari ahli keluarga yang saya lihat, anak-anak mereka awal
hurufnya sama. Contohnya di Singapura ada satu keluarga itu
anak-anaknya awal hurufnya semuanya dari huruf "F". Anak pertama Fuad,
kedua Fauzi, ketiga Fazidah, ada juga bermula dari huruf "M". Anak
pertamanya Muhammad, kedua Musthafa, ketiga Mushlih. dan lain2.

Hanya ini yang dapat saya kongsi bersama, semoga bermanfaat! Yang baik datang dari Allah, yang buruk dari saya. Wallahu'alam

===============================================

orang gila ngumpul !

Semua orang gila ngumpul !

Klik disini..

HYMNE OH PONDOKKU

Oh Pondokku
Tempat naung kita
Dari kecil sehingga dewasa
Rasa batin damai dan sentosa
Dilindungi Allah Ta'ala

Oh Pondokku
Engkau berjasa
Pada ibuku Indonesia
 
Tiap pagi dan petang
Kita beramai sembahyang
Mengabdi pada Allah Ta'ala
Di dalam kalbu kita

Wahai Pondok tempatku
Laksana ibu kandungku
Nan kasih serta sayang padaku
Oh pondokku ......................
I ....... bu ...............ku.


Catatan kecik :



12.10.08

gontorians & nama buat ponakan

Iseng-iseng gw ngirim surat ke milis gontorians, setelah sekian lama cuman jd anggota pasif. Dulunya sih aktif banget. Kira-kira antara tahun 2002 - 2004. Partai-partainya gw udah digantiin ama generasi tukang posting berikutnya. Regenerasi. Milis ini sbgmn tradisi-tradisi Gontor yang lainnya, memang menciptakan iklim kondusif & warisan sistem dialog yang egalitarian.

Di milis ini, saya seperti kembali ke kampung damai, Daarussalam, Gontor - Ponorogo - Indonesia. Terkadang terjadi perdebatan sengit, bantai-membantai, tapi tetap saja tidak ada perpecahan. We can agree to disagree. Yang bicara tidak santun akan diingatkan. Bahasa Qur'annya: taushiyah, saling mengingatkan.

Dan amat sangat aneh kalau di milis ini tidak dijumpai KRITIK TAJAM terhadap Gontor. Otokritik sebagaimana kritisisme itu sendiri adalah bagian dari budaya Gontor. Hanya saja, di Gontor, kritik terhadap institusi tidak boleh disampaikan di forum-forum resmi, demi stabilitas politik.

Nah, di milis ini kritik itu membuncah, meledak. Tapi yang pasti mereka mengkritik karena mencintai. Sense of belonging. Mirip orang yang membenci karena terlalu mencintai. Overall, segala sesuatu dari kejauhan tampak romantik, kan ?

Gw pribadi memilih tidak mengabdi di Gontor hingga menua, karena tidak tega melihat Ibu saya, Gontor, terlena dalam romantisme masa lalu, berkarat karena tak mampu menghadapi cepatnya perubahan zaman. Ia bisa jadi besar di masa lalu, tapi zaman sudah berubah. Alaf baru sudah datang. Generasi kedua Gontor yang menduduki semua posisi puncak kurang mampu memahaminya.




Itulah masalahnya. Demokrasi berjalan amat indah di Gontor, kecuali di lapisan tertinggi. Sulit suara dari grass root terdengar hingga ke level decision makers tertinggi. ( Kapan-kapan saya posting deh tentang Gontor sebagai sebuah negara: Republik Gontor ! )

Anda bisa juga nanya info ini dan itu. Mulai dari remeh temeh hingga mencari jarum di tengah tumpukan jerami. Milis ini seperti Kakek Segala Tahu, tokoh dalam novel serial Wiro Sableng yang kehadiran membuat adem para tokoh dunia persilatan. Yaa, beda beda tipis lah sama si Oom Gugel itu..

Oh ya, postingan yang hanya bersifat forward tidak terlalu banyak di milis ini. Rata-rata orisinil. Yang posting iklan komersil diingatkan. Kecuali ngajak bisnis, hehehe..

Saya bahagia sekali bahwa senioritas sama sekali tidak ada di milis ini. Panggilan Om, Mas, Uda, Kak, Bang sih gak masalah. Tapi tidak ada yang akan bilang : "Jangan sampai Kakak Anu marah." atau "Baa, wak japuik se nyo lai." atau "Kalau basobok, dicekuih se pajako.

Malah lebih banyak yang memanggil dg panggilan egalitarian : Akhii. Bahasa Indonesia emang payah, harus Kak, Mbak, Uni, Uda. Dulu saya sempat punya Dosen Bule di Kelas Internasional FE - Unand. Panggil nama depan juga boleh. Aduh, saya lupa namanya. Yang ngajar Pengantar Bisnis. Kuliah yang amat menyenangkan itu diakhiri dengan ujian tengah semester yang menyebalkan: semacam TTS atau pilihan ganda. Ampun, si Bule baeekk banget ! Terang aja semua dapet nilai A.

Btw, Pengantar Bisnis itu kuliah kedua di hari kedua di tahun pertama, 5 September 2000. Lokalnya F. 2.3. Kalo gak salah. Waktu itu gw membutuhkan 1/2 jam hanya untuk membaca 1 halaman buku teks berbahasa Inggris. Gw masuk Kelas Internasional itu untuk belajar bahasa Inggris, bukan karena gw mahir. Kalo di Gontor, skill bahasa Inggris gw gak masuk hitungan. Gak bakalan direkrut jadi Penggerak Bahasa Asrama, apalagi Penggerak Bahasa Pusat. Apalagi jadi Language Advisory Council. Terang aja gw sering masuk Mahkamah Bahasa.

Bulan-bulan terakhir ini saya 2x ketemu ipar (jauh) saya yang Arab itu. Istrinya bilang, panggil namanya aja: Rabi'. Malah dia ramah banget, setiap orang bakal ditanya: "Mau kopi Arab, Teh, atau Cappucino ?" Ah, ipar dari Hongkong pun gak bakalan nanya begitu..

Ah, kalo diterusin bakal kemana-mana. Saya memang bawel..


===================================
Catatan kecik : postingan saya di Gontorians
=========================================

Re: minta tolong usulan nama buat ponakan saya (perempuan) SYUKRON jaziilan

assalamualaikum,
syukron, akhi maher_thea & ainul yaqin
ayo.. ayo.. ayo.. ada usulan lain lagi ? Seru nih kayaknya

wassalam

nb: ainul yaqin, padang kan ?


A> Assalamu'alaikum
Dulu kalo di Ma'had ust. Yusman Nasir paling jago tuch
> btw yg ana ingat beliau pernah kasih nama
Ana NabilahEl Fajru Chan
Masyhud ( Buat laki )
buat ikhwan-ikhwan lain boleh tambahin neh
tq

--- In gontorians@yahoogroups.com, "Mahir Moh.Soleh" <maher_thea@...>
wrote:
>
> Kuntum Khaira Ummah (Kuntum)
> Syaima Althafun Nisa (Syaima)
> Aisyah Laylatul Fauziah (Aisyah)
> Amatullah Shafiyah (Shafi)
> Ruhana Amanatullah (Hana)
>
> (kalau dimuat


> --- On Sat, 11/10/08, sonnylagi <sonnylagi@...> wrote:
>
> From: sonnylagi <sonnylagi@...>
> Subject: [gontorians] minta tolong usulan nama buat ponakan saya
(perempuan)
> To: gontorians@yahoogroups.com
> Date: Saturday, 11 October, 2008, 5:08 PM
>
> assalamualaikum, ikhwani
> alhamdullilah kakak kedua saya sudah melahirkan seorang bayi perempuan
> yang sehat hari Senin, 6 Oktober 2008 di RSUP M Djamil Padang.
>
> Beliau menelpon saya untuk minta usulan nama buat buah hatinya.
> Suaminya jg setuju kl saya yg mencarikan nama.
>
> berhubung saya lagi patah hati & remeh temeh lainnya,
> pikiran saya masih blank hingga saat ini.
>
> RINGKASNYA :
> saya minta tolong kpd teman2 semua untuk mencarikan nama buat ponakan
> perempuan saya itu. Nanti usulan nama yg diterima oleh mereka akan
> saya umumkan di milis ini
>
> syukron,
> wassalam
>
> Sonny,
> http://suyuk. blogspot. com/


11.10.08

cinta (2)

dear si patah hati,

: barangkali Allah
akan mengirimkan sebelah sayap untukmu dlm wujud seorang lelaki pilihanNya,

entah berasal dari shaf-shaf panjang di masjid yg kau cintai (dan aku benar2 mencintai pendirinya) atau dari kerumunan manusia yg kau temui setiap harinya

tapi aku tau pasti,
lelaki pilihanNya akan muncul dari sajadah panjang yg kau gelar di malam-malam sujudmu.

Ia mencintaiMu jika kau kira ia mencintaiMu. Jika kau mendekatiNya sehasta, Ia akan mendekati sedepa, bahkan lebih dekat dari urat lehermu. Jika kau mendatangiNya dg berjalan, Ia akan mendatangiMu dg berlari.

Aku pernah membaca bahwa Rabi'ah al-Adawiyyah begitu susah payahnya berjalan melewati padang pasir u menuju Ka'bah. Sama sekali tidak mengeluh. Dan Ka'bah pun malah mendatanginya. Aku jd teringat dg Konsep Einstein & Hawking ttg ruang & waktu. Bahwa ruang bs menyempit hingga jarak menjadi nisbi. Tidak ada yg mustahil bagi Allah. Fisikawan hanya meraba, Allah yg menetapkan.

Tetaplah bersamaNya..

9.10.08

at the center of capitalism (1)


s
who r u? adam smith? karl marx?
anthony giddens? ibn khaldun?

bridge, switch, router:
switch ur logic !




invisible hand dictator !


crane of banckrupty:
subprime mortgage




cathleen: blasteran filipina
tp medok jawa :D

tulus: riot !

8.10.08

cinta

*another exploration of sufism terms*
*buat debi: aku menyukai hari-harimu di masjid al-azhar & pustaka kecil di belakang kursi kerjamu. Sepertinya aku perlu berminggu-minggu membaca kembali buku pinjamanmu itu. Buku itu begitu berarti bagiku. Seperti meretas kembali jalan ke masa lalu. Terima kasih, teman baikku..*

Cinta bagi para sufi adalah melarut bersama Sang Kekasih. Maka menikah memang untuk menyempurnakan keimanan, karena ia adalah manifestasi dari cinta pada Allah, cinta pada kelarutan, kesempurnaan. Seperti lingkaran yg tak lagi berpangkal, tak berujung.

Sufi sendiri ketika telah melalui maqam tertinggi (ma’rifat) pada akhirnya kembali menjadi kanak-kanak ke maqam yg (dianggap) terendah (syari’ah). Lingkaran cinta tanpa henti, karena seharusnya cinta tanpa ujung..

Maka bila cinta adalah samudera, tentunya ia hampir tak bertepi, larut usia mengarunginya. Ia memang bergelombang, naik dan turun, menepuk, menghempas, tapi samudera adalah samudera. Pun, garam adalah garam, mungkin tak terasa ketika ada, tapi ketiadaannya menyisakan hilang

Pada akhirnya kita kembali pada mantra paling ajaib dalam cinta: uhibbuki fillah atau uhibbuka fillah. Aku mencintaimu karena Allah..

Maka bila cinta kepada Allah tak seharusnya berakhir, maka begitu pula hendaknya cinta pada makhluqNya. Seperti Rabi’ah: cintaku pada Allah tak menyisakan ruang untuk membenci makhluqNya..

Tapi bila cinta pasangan pun berakhir, tak ada lagi yg bs kukatakan: kafaaki hubballah. Semoga cinta Allah menggenangi hatimu. Sepenuhnya.. [ ]

kursus filsafat

cihui !
akhirnya gw tau dimana bisa ikutan kursus filsafat di jakarta ini ni ni ni..
Nurul Agustina mungkin jg pernah ikutan kursus disana kali yaa..

5.10.08

cinta filsuf, cinta sufi (renew)

it’s flood of love, creating ocean, sweetheart..
(quoted from negeri di awan, my old private blog)



Kalian bisa bertanya apa saja padaku. Akan ku bawa menjelajahi ranah pengetahuan, banjir informasi, kecanggihan abstraksi-abstraksi, restrospeksi masa lalu, romantika sejarah, mengunjungi artifak-artifak menawan, fosil-fosil abadi, dongeng-dongeng saintis, mitos-mitos modern, cerita-cerita ajaib yang tak pernah kalian temukan di buku-buku teks.

Atau ke masa depan dipandu Toffler sekaligus Sardar, sedikit Einstein dan Hawking, menyaksikan bingbang, menghindari blackhole, galaksi-galaksi, cahaya di atas cahaya. Menuju ‘arsy-Nya !

Atau kita lampaui saja ruang dan waktu. Mari masuki jagad simulacra Baudrillard, tercengang-cengang dalam realitas maya Yasraf Amir Piliang, menyaksikan semesta angka 0 dan 1, bertaburan, berhamburan, bertabrakan, bersinggungan dalam kekacauan yang cantik. Beautiful chaos !

Tapi jangan tanya padaku tentang cinta,
Aku begitu bodoh mengurainya. Toffler, Sardar, Einsten, Hawking tak pernah bicara tentang itu. Para filsuf kebingungan mendefinisikannya. Bahkan Plato pun tak berguna. Ia hanya membuat orang-orang sepertiku tampak lebih bodoh dari seharusnya.

Dan inilah aku, sebuah kompleksitas yang nyaaaris sempurna tapi alpa cinta.


Cinta filsuf
Orang-orang kebanyakan cenderung melihat kehidupan para filsuf/pemikir sebagai membosankan: duduk-membusuk-tersuruk di antara buku-buku dan pikiran-pikirannya sendiri. Sebaliknya, para pemikir seringkali menganggap diri mereka istimewa, gifted. Mereka selalu gelisah, mencari, bertanya, meragukan, menemukan jawab untuk akhirnya meyakini. Seperti orang kasmaran, Aristoteles pernah berhari-hari tak makan karena tersedak oleh satu pertanyaan rumit yang nyelonong tanpa permisi ke pikirannya. Archimedes melompat dari dalam bak mandi, berlari ke jalanan dan berteriak, “Eureka !” Seperti kanak-kanak Dora the Explorer: “berhasil, berhasil, berhasil, horree !”

Tapi soal cinta? Mereka b-o-d-o-h. Mereka bahkan lebih bodoh dari orang kebanyakan.
Soe Hok Gie tak mampu menangkap isyarat-isyarat cinta yang bahkan nir-jarak. Ia dengan bodohnya mencoba menggapai cinta yang begitu jauh, cinta yang nyaris mustahil. Dan ternyata memang mustahil. Mungkin ia pikir itu hanya seperti eksperimen politik yang biasa ia lakukan. Semacam test case yang boleh gagal boleh tidak. Ahmad Wahib memendam rapat-rapat cintanya, menyumpahi satu bab diary-nya dengan rindu. Khalil Gibran pun tak bisa bertemu pujaan hatinya hingga akhir hayatnya. Cintanya meradang dalam buku-buku.

Yah, begitulah
Para pemikir punya penyakit akut, menahun, menurun : alpa cinta. Pemikiran, gagasan, ide-ide tak bisa menolong mereka berurusan dengan hal ini. Mereka hanya makhluk-makhluk malang yang patah hati.

Tapi mereka sama sekali tak ingin dikasihani. Ketika patah hati, mereka menggelar formasi intelektualnya layaknya para jenderal menggelar formasi pertahanan. Defense mechanism pada dasarnya adalah insting manusia yang paling purba. Tapi di tangan para pemikir, insting itu menjelma canggih! Saat patah hati, mereka menganalisis, berusaha memahami kembali hubungan sebab-akibat, yang berakhir dengan serangkaian apologia di satu sisi dan empati di sisi yang lain.


Cinta sufi
Sufi seringkali dianggap sebagai representasi dari cinta itu sendiri. Bagi mereka ada yang lebih tinggi, lebih luhur, lebih indah dari menyembah Allah: mencintai-Nya. Mereka tak takut Allah, mereka malah mencintaiNya, mengajakNya bercengkrama, ngobrol sampai larut. Mereka punya kosa kata cinta sendiri: a’syik, masyuq, syauq, ekstase, cawan, anggur, samudera, gelombang, badai, rindu.

Tapi mereka sama bodohnya dengan para filsuf. Mereka gagal dalam cinta harfiah, cinta sesama manusia. Ketika dipinang Hasan al-Bashri, Rabi’ah Al-Adawiyyah mengajukan syarat yang takkan mampu dipenuhi manusia mana pun. Hatinya sudah terlalu penuh oleh cinta kepada Allah, tak memberi ruang bagi cinta bahkan benci kepada makhluqNya. Semua yang di atas debu baginya hanyalah debu. Nihil. Fana. Ia bahkan tak peduli lagi surga – neraka. Ia hanya peduliNya.

Rumi sebelum menjadi sufi, hanyalah seorang pengajar pada sebuah madrasah. Ia meninggalkan murid-muridnya untuk bercengkrama berhari-hari, berbulan-bulan dengan lelaki asing yang kemudian disebutnya sahabat sekaligus guru. Ketika murid-muridnya cemburu dan protes, lelaki itu pergi dan meninggalkan sepucuk surat agar Rumi kembali mengajar. Tapi kepergian itu membawa luka cinta yang teramat dalam di dirinya. Rumi tak mau mengajar. Ia menghabiskan hari-harinya menulis sajak-sajak cinta, Diwanu Syamsi at-Tabrizi, terinspirasi dari lelaki itu, Syamsu dari Tabriz.

Filsuf dan sufi sama saja: alpa cinta. Spesies hampir punah paling malang sedunia.



Internal links about love :

mata yang cerah (sufistik)
merahmu, teman
anak kost gw
hobi cadangan bokap
sepotong hujan (sufistik)
Mantingan - Medio '99
Pliiiz, don't go..
untold story of Loli
menarilah rumi (sufistik)

more human
cinta masa kecil
ada ketika tiada
it's time for JAZZ
karena Musashi


THE LAKE HOUSE: Kisah cinta surealistik
Surat-surat Alex - Kate
kencan sempurna !
because the sky is blue (patah hati)

recent post