30.4.13

puzzle

Di sekolah saya dulu ada sebuah mading yang terbit setiap minggu dalam sebuah etalase kaca berukuran besar. Isinya karya-karya seni rupa. Mulai dari karikatur, komik, kartun, dan aneka karya seni rupa lainnya. Beberapa kali muncul juga seni kaligrafi. Tapi LIMITS, demikian nama klub para pelajar penyuka seni rupa ini tidak ingin komunitas mereka identik dengan kaligrafi. Selain mereka ada juga AKLAM, klub yang fokus pada kaligrafi.

Saya suka berlama-lama berdiri di depan mading mereka. Selain membaca serial komik hasil karya mereka ada 2 jenis karya seni rupa yang cukup menarik perhatian saya. Pertama, vignette, yaitu sejenis seni rupa impressionis yang entah apalah artinya. Biasanya dikerjakan dengan menggunakan pena steadler mahal. Kedua, potret-potret yang terbentuk dari ratusan atau mungkin ribuan titik.

Saya kira mungkin itu sebabnya saya kemudian mempunyai hobi baru: mengunjungi pameran lukisan atau desain grafis dan duduk di bangku yang disediakan di depan lukisan-lukisan. Saya tidak dikarunia bakat seni rupa. Tidak pula cita rasa yang baik untuk mengapreasiasi. Yang bisa saya lakukan hanyalah memandangi sebuah lukisan. Bila saya gagal memahami lukisan itu secara keseluruhan, saya akan mulai menemukan satu-dua bagian dari lukisan itu yang bisa membuat saya terkesan.

Mungkin hanya karena komposisi warnanya. Mungkin karena satu sapuan kuas yang amat "lihai" atau "bertenaga" atau kuat karakternya. Mungkin karena judulnya yang kok gak nyambung sama lukisannya. Dan tiba-tiba saya jatuh cinta pada lukisan itu..

recent post