30.4.09

kapan Nabi Muhammad lahir?

Berkunjung ke islamlib.com selalu bikin geleng-geleng kepala dengan bahasan yang disajikan. Ketika di Barat, sistem ekonomi berbasis ajaran (dan tradisi) Islam dikaji, islib justru sibuk mencari pembenaran teologis terhadap kapitalisme. Ketika teori evolusi menuai kritik, terutama karena prinsip missing link yang tak berhasil dibuktikan dan malah memunculkan banyak kebohongan akademis, islib justru memunculkan masalah baru dengan mengkaji kemungkinan pendekatan evolusionis terhadap tumbuh dan berkembangnya agama-agama. Seakan tidak cukup pendekatan sinkretisme dan konsep trancendent unity of religion menimbulkan masalah.

Pendekatan saintifik tersebut tidak begitu merisaukan saya. Yang merisaukan justru tulisan-tulisan ala orientalis atau islamolog seperti yang diungkapkan Abdul Moqsith Ghazali. Setelah sebelumnya melontarkan pandangan bahwa Ishaq-lah yang dikurbankan, bukan Ismail, kali ini ia mempermasalahkan kapan tepatnya Nabi Muhammad lahir.

Setelah memaparkan panjang lebar tentang ikhtilaf para ulama dan sejarawan, Abdul Moqsith menutup tulisannya dengan pertanyaan tentang siapa yang kita rayakan hari ulang tahunnya pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal. Bagi saya, pertanyaannya tidak lebih dari sekedar trik murahan. Ya, tentu saja perayaan maulid yang didasarkan pada pendapat salah satu sejarawan, Ibn Ishaq. Hal yang lumrah bila dalam ikhtilaf, diambil salah satu pendapat.

Di atas semua ikhtilaf itu, semua orang tahu bahwa perayaan maulid Nabi berbeda kedudukannya dengan perayaan Natal atau Waisak misalnya. Perayaan Natal atau Waisak hanya bisa dibandingkan dengan perayaan 'Ied

Maulid Nabi tidak berada di pusat teologi Islam. Tidak ada satupun doktrin keislaman yang berhubungan dengan hari kelahiran Nabi. Perayaan Maulid adalah tradisi bukan ibadah. Tentu saja itu berarti bid'ah. Sebahagian ulama membagi bid'ah dalam 2 kategori bid'ah hasanah (baik) dan bid'ah dhalalah (sesat). Kalangan ortodok menganggap semua bid'ah adalah sesat tanpa harus menyelidiki bentuknya. Saya tentu saja lebih cenderung menganggapnya sebagai bid'ah hasanah karena perayaan maulid tidak mempunyai bentuk baku tertentu. Di kampung saya, maulid dirayakan dengan mengadakan ceramah di mesjid-mesjid. Di beberapa tempat di Jawa, maulid dirayakan dengan menyelenggarakan tradisi shalawatan.

15.4.09

Ioanes Rakhmat: Nasrani, Muslim atau Agnost ?

Google sering membuat saya terkaget-kaget. Kali ini contohnya. Awalnya, saya hanya ingin tahu bagaimana orang-orang Nasrani atau Kristen mengapresiasi The Passion of The Christ. Sebahagian besar ulasan yang saya temukan via Google memuji film besutan Mel Gibson ini. Bahkan Paus terdahulu menyebutnya sebagai "as it is" (apa adanya) meski kemudian pujian itu ditariknya.

Hingga saya menemukan kritik Ioanes Rakhmat. Tidak hanya mengkritik film itu, ia bahkan menggugat dogma-dogma utama yaitu dosa warisan dan penebusan dosa. Di posting-posting lain, ia menggugat Trinitas atau Tritunggalisme; ambiguitas teks-teks Injil dalam memaparkan sosok Yudas. Secara implisit, ia mengkritik kebertuhanan Yesus.

Sungguh mengejutkan ketika akhirnya saya menemukan (lagi-lagi via Google) bahwa beliau adalah (mantan ?) pendeta GKI yang mengajar di Sekolah Tinggi Teologia Jakarta. Sebaliknya, saya tidak heran jika pandangan-pandangan terhadap dogma-dogma itu datang dari seorang muslim atau pengkaji Kristologi.

Melihat gambar-gambar dewa-dewi berbagai agama dan external links di blognya, saya menduga pikiran liberal beliau mempunyai resonansi yang sama dengan liberalisme yang dianut Jaringan Islam Liberal. Benar saja. Di situs Islamlib.com, tersaji wawancara beliau yang terang-terangan menyebut perayaan natal sebagai warisan pagan. (Pandangannya tentang natal ini bisa jadi liberal di kalangan Nasrani, tapi biasa di kalangan Kristolog. Lucunya, kalangan Islam Liberal sama sekali tidak berminat mengkaji Kristologi). Temuan berikutnya, ia sering diundang untuk berbicara dalam diskusi kalangan Islib.

Saya bisa maklum kalau Ioanes mewakili cara pandang Protestan. Tapi mungkin ia terlalu liberal bahkan untuk seorang Protestan sekalipun. Kalau Ioanes bukan seorang pendeta, saya yakin dia malas ke gereja. Sama halnya, saya menyaksikan para aktivis Islam Liberal duduk santai melewatkan waktu sholat maghrib dengan ngobrol di Kedai Tempo Utan Kayu hingga menjelang diskusi jam 19.00. Diam-diam saya percaya bahwa kaum liberal pada akhirnya adalah orang-orang Agnost.


Catatan kecik:
Saya bukan peminat kajian Kristologi. Bidang itu terlalu berat :)

Satu-satunya yang koheren antara The Passion of The Christ dengan pandangan keislaman saya adalah fakta sejarah bahwa para pemimpin Yahudi punya andil besar terhadap kematian Yesus. Selebihnya, Islam menyatakan bahwa detil-detil saat-saat terakhir Yesus tidak jelas. Yudas jelas berkhianat. Sejak zaman Nabi Musa, memang muncul orang-orang yang menzalimi para nabi. Nabi Zakaria dan Yahya pun terbunuh.

Bagi saya, anti-semit yang diartikan sebagai anti-Yahudi adalah terminologi politik yang diciptakan kaum Zionis untuk menyerang para pengkritiknya, bukan terminologi yang bisa diterima secara akademik. Terutama karena kerancuan etimologisnya. Memang, tidak semua Yahudi itu zionis. Tapi faktanya, zionisme adalah pandangan mayoritas Yahudi atau setidaknya pandangan dominan. Atau mungkin, sebagaimana doktrin Zionisme, doktrin Talmud menyalahi ajaran para nabi

Yang paling menyedihkan bila berkunjung ke Utan Kayu 68 adalah melihat mushalla yang hanya seluas 2 x 2,3m dengan 2 sajadah lusuh. Sama menyedihkannya dengan berkunjung ke mushalla di Universitas Paramadina ketika waktu shalat tiba. Terlalu kecil dan sepi untuk sebuah kampus berfakultas agama.

Saya bahkan melihat 2 botol Anker Bir di salah satu meja Kedai Tempo itu.

Saya setuju dengan Ioanes bahwa messianisme akan problematik jika dibenturkan dengan demokrasi. Namun, berbeda dengan kesimpulan Ioanes, rasa percaya saya pada janji-janji eskatologis jauh lebih tinggi ketimbang janji-janji demokrasi. Demokrasi memang pandangan konvensional zaman ini, tapi siapa tahu ia dianggap usang di akhir zaman. Hhh, cara berpikir ahistoris. Tapi setidaknya dengan begitu saya yakin kiamat belum terjadi di abad ini. 2012? Gila aja! :)

Saya menemukan solusi teologis untuk mengucapkan selamat natal tanpa harus menjadi liberal


14.4.09

i hate firefox 3.1b



For Firefox, beta is beta.
I switch to Chrome 2b & Safari 4b often

more funny pics



11.4.09

arah koalisi pilpres dan sekularisme

Postingan ini hanya penegasan dari posting konstelasi politik pilpres 2009 yang ditulis di awal tahun ini. Orang-orang rame bicara soal arah koalisi. Skenario ini dan itu. Padahal, petunjuknya sudah jelas. Golkar, sekali lagi, akan menunjukkan gaya berpolitiknya yang pragmatis, terlepas dari faksi-faksi yang bertarung dalam tubuh Golkar. Mereka tidak pernah bisa membayangkan menjadi oposan. Entah itu akan rujuk dengan SBY atau dengan Mega. Pokoknya harus ada dalam koalisi yang berpeluang besar memerintah.

PKS & PBB sudah jelas tidak akan mau berkoalisi dengan PDI-P. Entah itu karena faktor ideologi yang berbeda diametral atau karena faktor Megawati. Jusuf Kalla memberikan pilihan yang sulit bagi kedua partai ini ketika ia mulai menggandeng PDI-P. Gerindra dan Hanura masing mungkin berada dalam satu koalisi, menilik bila kedua mantan jenderal itu melihat SBY sebagai common enemy. Retorika iklan kampanye keduanya sudah jelas memposisikan pemerintah saat ini sebagai yang bersalah terhadap kondisi bangsa saat ini, padahal warisan pemerintahan Megawati tidak sedikit menyumbang masalah.

PPP & PKB entah itu bisa disebut fleksibel atau pragmatis, tetap akan menggambarkan cara berpolitik yang cenderung established, mempertahankan status quo. Partai-partai Islam atau yang secara inheritant bermassa muslim akhirnya hanya akan memberikan cek kosong. Islam politik sudah berada di depan jurang. Entah itu karena retorika politik yang membingungkan, atau karena masyarakat sudah semakin sekuler. Agama bukan lagi konsideran yang penting dalam hidup manusia. Sekularisasi, kata alm. Prof. Selo Soemardjan, adalah proses yang tidak bisa dihindari. Bagi saya, kalau dunia dilihat secara positivistik, bukan normatif, kayaknya emang begitu. Teori, dalam dunia modern, dibuat pertama kali untuk menjelaskan apa yang terjadi, bukan mengangankan apa yang seharusnya terjadi. Posmodern pun begitu. Ahli agama sejak awal sudah curiga bahwa posmo hanya perpanjangan dari modernism. Bedanya, posmo hanya kelihatan sedikit lebih sophisticated.

Yup, Pilihannya adalah antara theis, agnost, dan atheis. Sekularisme tidak mengangankan manusia menjadi atheis. Ia hanya akan memberikan pilihan antara selembar tipis keimanan dan selembar KTP. Spritualisme minus organized religion? Oh, tawaran posmodernism itu kan hanya bentuk lain dari gejala agnostik. Perrenialism? Lagi-lagi hanya soal pecanggihan..




Kutu Gila !

Dari sekian add-on firefox yang pernah saya gunakan, firebug mungkin yang paling mengagumkan. Ide gila! Awalnya, saya cukup puas menggunakan webdeveloper. WD ini lebih bersifat informatif. Mulai dari melihat source code, properti gambar, warna, topografi, outline hingga CSS. Firebug lebih kurang menyediakan informasi yang serupa. Namun kelebihannya adalah firebug menyediakan area kerja (work space).

Jika sebelumnya dalam mendesain ulang tampilan blog, saya harus repot-repot berpindah-pindah dari webdeveloper -- Adobe Dreamweaver -- dashboard/layout/edit html, sekarang yang saya butuhkan hanya mendesain di area kerja firebug. Ya, karena agak "buta warna" dan gak punya rasa seni dalam kombinasi warna, saya masih butuh bantuan add on ColorZilla sehingga tidak perlu mengkonfirmasi warna dengan bantuan eyedropper Photoshop. Yang penting, saya tidak harus berpindah dari firefox.

Jadi pengen utakatik lagi. Firebug membuat saya lebih ngeh thd struktur XML. Kalo bisa, saya bikin template sendiri. Blogspot emang tempat bermain yang asik :)

8.4.09

Catatan Pemilu 2009

Pemilu 2009 adalah pemilihan umum ke-3 paska rezim Orde Baru. Pemilu kali ini adalah pemilu ke-2 dimana presiden akan dipilih langsung oleh rakyat dan untuk pertama kalinya wakil rakyat akan dipilih berdasarkan suara terbanyak. Demokrasi bisa berarti kekuasaan di tangan mayoritas dan akomodasi terhadap minoritas. Ia juga bisa berarti perayaan sekaligus penghargaan terhadap kapasitas individu, baik individu pemilih maupun yang dipilih. Sebagai bagian dari proses konsolidasi demokrasi, ada baiknya kita catat pernak perniknya.

Rekruitmen Politik
Caleg vs kursi
 
Caleg
Kursi
% Kursi/Caleg
DPR
11.215
560
5,0
DPD
1.109 
132
11,9
DPRD Prop
112.000
1.998
1,8
DPRD Kab/Kota
1.500.000
15.750
1,1
Diolah dari djombang.com

Data diatas bisa ditafsirkan macam-macam. Negara yang mengalami emerging democracy memang selalu menghadirkan partisipasi politik yang antusias. Tapi di sisi lain, kita melihat lemahnya rekruitmen politik di tingkat partai politik. Akhirnya, rakyat yang diminta untuk "menyaring" orang-orang yang layak mewakili mereka. Di tengah kebingungan menentukan pilihan, agaknya pemilih akan cenderung memilih partai ketimbang individu caleg. Di kemudian hari, mungkin dibutuhkan penyederhanaan jumlah partai.

Ongkos politik
Menurut VIVANews.com, biaya paling murah untuk menjadi caleg adalah Rp 210 juta. Hermawan Kartawijaya dari Mark Plus bahkan menyebut angka minimal sebesar Rp 500 juta. Survey AC Nielsen menyebutkan bahwa biaya iklan caleg dan partai politik sudah mencapai Rp 3 Trilyun. Pertanyaannya kemudian, apakah kita bisa berharap bahwa legislator yang menanggung ongkos politik sebegitu besar bisa bersih dari penyelewengan?

Survey pemenang pemilu
Lembaga Survey Indonesia mengumumkan hasil survey per Februari 2009. Partai Demokrat akan mendapat 22,2%; PDI-P 17,3%; P-Golkar 15,4%; PKS 5,3%; PPP 5,3% kemudian berturut-turut PAN, Hanura dan Gerindra dibawah 5%. SBY masih berpotensi kuat memerintah kembali. Selengkapnya baca disini

Hasil survei LSN tentang tingkat elektabilitas 12 partai papan atas PD 19,3%, PDIP 16,2%, Partai Gerindra 15,6%, Golkar 14,0%, PKS 6,6%, PAN 4,3%, PPP 4,1%, PKB 4,0%, Hanura 2,1%, PKNU 1,2% dan PDS 1,0%. Selengkapnya baca disini

Hasil survei yang dilakukan oleh LP3ES pada 9-20 Februari 2009 menunjukkan bahwa Demokrat tertinggi (21,52%), disusul PDIP (15,51%) dan Golkar (14,27%). Yang lulus threshold adalah PPP, PKS, PKB, PAN dan Gerindra. Sekitar 22,83% menyatakan belum tahu. Sampel responden adalah 2.957 yang diambil secara acak. Ringkasnya klik disini. Klik disini untuk Pernyataan Pers

Seberapa akurat?

Platform, janji-janji politik, dan pragmatisme
Janji Megawati hanya 3 poin: sembako murah; lapangan kerja dan kesejahteraan rakyat. Terkesan sederhana dan tidak menarik. Soetrisno Bachir menjanjikan anggaran Rp 1 Milyar per desa per tahun. Sementara PKS, menjanjikan DPR yang bersih.

Dari sekian janji-janji politik, agaknya janji Prabowo-lah yang paling manis. Delapan poin janji politiknya benar-benar lengkap! Mulai dari pemihakan pada petani, buruh dan nelayan; penghijauan 59 juta hektar hutan; harga pupuk; sekolah gratis; moratorium hutang; hingga layanan kesehatan yang lebih baik. Mereka yang menolak neo-kapitalisme bakal tergiur. Tapi yang agak di luar akal sehat yaitu pertumbuhan ekonomi 12% dan 1 juta laptop gratis per tahun. Mungkin saya bisa percaya pada lokomotifnya, tapi saya ragu dengan gerbongnya.

Masalahnya adalah bagaimana jika Prabowo urung mencalonkan diri atau tak terpilih jadi presiden dan Gerindra menjadi komponen minoritas dalam suatu koalisi yang memerintah. Apakah janji-janjinya terhapus dengan sendirinya? Tidakkah janji-janji itu adalah bagian dari platform yang harus dipertahankan dalam kondisi apapun.

Dia lagi presiden kita?
Pastinya saya tidak akan memilih capres yang pernah menjual BCA dan Indosat dan dengan harga murah pula; melego kontrak Blok Tangguh dan menjual kapal tanker VLCC Pertamina dengan harga jauh di bawah harga pasar maupun harga beli. Saya juga tidak akan memilih capres yang pernah melego Blok Cepu kepada pihak asing padahal Pertamina bisa mengurusnya. Juga karena di kabinetnya diisi oleh ekonom-ekonom neo-liberal. Ia memang menggalakkan pemberantasan KKN (padahal hanya rimah-rimah saja); mengakomodasi aspirasi umat lewat UU AP. Ia berpolitik "cantik".
Masalahnya, tidak ada capres alternatif. What a pity protest voter..

6.4.09

wordpress vs blogspot

Saya punya 2 blog yang sudah tidak digunakan lagi di wordpress.com. Sampai saat ini, salah satu dari 2 blog tersebut masih menuai komentar. Terutama postingan impersonal menyoal SPEEDY PERSONAL vs SPEEDY TIME-BASED. Padahal halaman komentarnya membutuhkan moderasi. Dan saya tidak tahu bagaimana cara menghapuskan moderasi komentar di wordpress. Dan entah kenapa pula kok bisa-bisanya butuh moderasi. Huh, tidak ketemu tombol resetnya nih. Blog wordpress yang satunya lagi tidak butuh moderasi. System failure atau bug kali tuh..

Saya coba memasukkan judul postingan tersebut ke mesin pencari Google. Juga judul posting Masa Depan PKS yang baru-baru ini mendapat komentar entah dari siapa. Ternyata tampil di halaman pertama. Lalu, saya coba masukkan judul postingan di wordpress beberapa orang ke Google. Dan memang tampil di halaman pertama. Ternyata wordpress merupakan mesin blog ber-SEO (Search Engine Optimization) yang terpasang otomatis. Pola ini memungkinkan postingan di wordpress lebih mudah ditemukan di mesin pencari ketimbang postingan di blogspot yang notabene milik Google.

Dulu, saya pindah dari wordpress ke blogspot karena wordpress tidak memberikan keleluasaan untuk mengedit script / kode. Karena itu tampilan blog di wordpress.com sesuai dengan template yang tersedia. Memang sih, saat ini template yang tersedia cukup bagus dan variatif. Tapi bagi mereka yang tertarik untuk belajar mengedit HTML / CSS, wordpress mengharuskan account di-upgrade ke premium alias bayar. Yah, mungkin dari sana, wordpress bisa mendapatkan penghasilan, karena jarang saya temukan AdSense google di wordpress.com. Lagian sidebar di wordpress.com tidak mau menerima JavaScript dan tag <embed>. Kompensasinya, kebijakan konservatif wordpress.com ini memberikan akses yang lebih stabil dan cepat ketimbang blogspot.

Pada dasarnya wordpress (baca: bukan wordpress.com) adalah mesin blog terbuka (open source). Pengembangannya dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia. Karena sifatnya yang terbuka dan gratis, wordpress mendominasi pasar mesin blog. Bahkan mereka yang hanya ingin membangun sebuah situs sederhana, akan cenderung memilih menggunakan mesin blog wordpress ketimbang mesin portal Joomla yang juga populer. Dan menggunakan mesin wordpress dengan domain pribadi jauh lebih nyaman dan leluasa ketimbang di wordpress.com. Masalah lain, program web-grabber semacam Teleport Pro dan WebZilla tidak bisa mendownload blog di wordpress.com. Ada system blocking. Program web-grabber melakukan request yang konstan terhadap server hosting sehingga membebani sistem. Ketimbang melayani program yang lebih mirip tukang download ini, server diatur untuk menolak. Artinya, saya tidak bisa membackup blog saya ke hard disk.

Jadi, blogging di wordpress atau blogspot, ada plus minusnya. Tergantung kebutuhan anda. SEO di blogspot membutuhkan usaha pribadi masing-masing pengguna.


2.4.09

rumah emak


Pagi ini iseng ngdownload & menginstall (lagi) Google Earth. Sebenarnya saya gak punya ide apa-apa tentang GE. Dari dulu paling banter digunakan untuk melihat apa rumah emak ada di peta. Hhh, kampungan banget :) Eh ternyata kekeran satelitnya lebih keren dari tahun kemaren. 3D tampak lebih realistik sekarang.

Ternyata sudah banyak lokasi di Padang yang ditandai. Dari dulu sudah saya tandai rumah emak, tapi kok gak keliatan bekasnya ya? Hmm.. coba saya tandai lagi. Btw, ternyata Padang hanya 0'5" di selatan garis ekuator. Nas panas panasss..

Update:
Saya baru ngerti kenapa banyak lokasi yang ditandai. Sebahagiannya, pengguna wireless internet. Mereka butuh GE untuk bekerja lebih efisien dalam memasang antena. Gak ada lagi ceritanya putar-putar antena. Kan tinggal bawa gadget GPS; tandai koordinat area; trus buka Google Earth, masukin koordinat; tarik garis dari kantor pusat atau pemancar BTS / repeater; dan periksa penghalang fisik di sepanjang jalur yang akan dilalui gelombang; periksa ketinggian penghalang; nah baru diketahui berapa tinggi pemancar yang dibutuhkan.

recent post