Seorang teman lama, mantan anggota gerombolan manusia tak terdaftar, pernah bilang bahwa tingkat kebersihan pemilik sebuah rumah bisa ditilik dari kebersihan kamar mandinya. Belakangan ini saya memikirkan sebuah generalisasi serupa: kualitas ketaatan sebuah keluarga dalam menunaikan shalat bisa dilihat jelek tidaknya sajadah si pemilik rumah.
Akhir-akhir ini hidup saya agak nomaden. Di akhir pekan saya menyambangi banyak rumah kerabat, entah itu yang jauh pertaliannya maupun dekat. Ketika waktu shalat tiba, saya dipinjami sajadah. Kadang sajadahnya cantik, lebih sering lagi sajadah lusuh bahkan kumal.
Ketika menginap di rumah beberapa adik ibu saya, ternyata saya orang yang paling dulu menunaikan sholat subuh. Dulu, saya berpikir, di setiap rumah tentu ada sosok ibu seperti ibu saya, yang bangun menjelang subuh, bertahajjud, sibuk di dapur, dan kemudian pergi ke mesjid untuk menunaikan sholat subuh berjamaah. Dan ketika pulang dari mesjid, ia akan ngomel kalau mendapati saya masih tidur. Bahkan dalam usia saya saat ini, beliau masih begitu. Bawel
Pernah juga saya kebetulan menginap di sebuah penampungan barang bekas milik orang kampung saya dan tidur di lapak para pekerjanya. Subuhnya, saya kebingungan mencari mesjid karena tak satu pun yang bangun dan lantai tak ada yang kosong untuk sholat. Bahkan tak ada satu pun sarung yang cukup suci untuk saya pinjam. Sarung cuman buat tidur.
Lebih miris lagi pengalaman guru saya. Pernah satu kali ia nimbrung diskusi sampai larut malam di sebuah komunitas intelektual muda Yogya. Begitu banyak gagasan besar dibedah, bertakik-takik, sophisticated, ditingkahi teori-teori sosial terkini. Tapi ketika subuh datang, hampir tak satu pun yang shalat.
Shalat mungkin topik yang cukup banyak dibahas dan diperdebatkan, baik oleh kalangan ahli fiqh maupun sastra arab. Berbagai ikhtilaf (perbedaan pendapat) melingkari shalat. Tapi di titik tengah ada satu hal yang semua ahli sepakat: bahwa sholat itu wajib dan sholat adalah yang paling signifikan yang membedakan muslim dengan kafir. Dan Allah tidak kompromi dengan keadaan hambanya perihal sholat. Karena itu banyak macam keringanan yang memudahkan umat islam untuk shalat dalam kondisi apapun.
Saya tidak habis pikir kenapa banyak muslim yang tidak sholat.. [ ]
Akhir-akhir ini hidup saya agak nomaden. Di akhir pekan saya menyambangi banyak rumah kerabat, entah itu yang jauh pertaliannya maupun dekat. Ketika waktu shalat tiba, saya dipinjami sajadah. Kadang sajadahnya cantik, lebih sering lagi sajadah lusuh bahkan kumal.
Ketika menginap di rumah beberapa adik ibu saya, ternyata saya orang yang paling dulu menunaikan sholat subuh. Dulu, saya berpikir, di setiap rumah tentu ada sosok ibu seperti ibu saya, yang bangun menjelang subuh, bertahajjud, sibuk di dapur, dan kemudian pergi ke mesjid untuk menunaikan sholat subuh berjamaah. Dan ketika pulang dari mesjid, ia akan ngomel kalau mendapati saya masih tidur. Bahkan dalam usia saya saat ini, beliau masih begitu. Bawel
Pernah juga saya kebetulan menginap di sebuah penampungan barang bekas milik orang kampung saya dan tidur di lapak para pekerjanya. Subuhnya, saya kebingungan mencari mesjid karena tak satu pun yang bangun dan lantai tak ada yang kosong untuk sholat. Bahkan tak ada satu pun sarung yang cukup suci untuk saya pinjam. Sarung cuman buat tidur.
Lebih miris lagi pengalaman guru saya. Pernah satu kali ia nimbrung diskusi sampai larut malam di sebuah komunitas intelektual muda Yogya. Begitu banyak gagasan besar dibedah, bertakik-takik, sophisticated, ditingkahi teori-teori sosial terkini. Tapi ketika subuh datang, hampir tak satu pun yang shalat.
Shalat mungkin topik yang cukup banyak dibahas dan diperdebatkan, baik oleh kalangan ahli fiqh maupun sastra arab. Berbagai ikhtilaf (perbedaan pendapat) melingkari shalat. Tapi di titik tengah ada satu hal yang semua ahli sepakat: bahwa sholat itu wajib dan sholat adalah yang paling signifikan yang membedakan muslim dengan kafir. Dan Allah tidak kompromi dengan keadaan hambanya perihal sholat. Karena itu banyak macam keringanan yang memudahkan umat islam untuk shalat dalam kondisi apapun.
Saya tidak habis pikir kenapa banyak muslim yang tidak sholat.. [ ]
"...Saya tidak habis pikir kenapa banyak muslim yang tidak sholat.."
ReplyDelete:)
Saya 'terdampar' di komunitas muslim yg hampir tidak pernah sholat. Berasa jadi alien ketika azan tiba saya sholat sementara 'mereka' tertawa-tawa dan sibuk dg guyonan2 'balai'nya..
miris sih, cuma lama-lama saya berpikir:
"untukmu agamamu dan untukku agamaku.."
Walau sebenarnya ada semacam hutang utk mengingatkan mereka sbg saudara seiman, tp dg kondisi spt itu kadang 'nyelametin diri sendiri jadi langkah terbaik'
kok yg muncul anonymous yak..
ReplyDeletepffhhh..susah koment di blogmu pak son :(
paling bagus sih punya account gmail krn lgsg dianggap blogger, kl gak punya, biar gak anonim:
ReplyDelete1. tulis komennya
2. pilih opsi "Name / URL"
coba liat
gambar ini
yap! ibadah yang pertama kali dilihat Allah itu sholat! :)
ReplyDeleteterimakasih atas infonya gan
ReplyDeletedi tunggu informasi selanjutnya
sukses terus