Empat belas tahunan yang lalu saya sempat keranjingan minum NescafeClassic. Dibanding kopi konvensional, rasa pahitnya unik dan tanpa ampas. Hanya perlu seujung sendok Nescafe dan gula secukupnya, diseduh dengan air panas. Untuk seorang yang tidak merokok, menikmati secangkir kopi rasanya tiada duanya.
Tiga tahun kemudian kebiasaan itu perlahan-lahan hilang ketika saya mulai nimbrung ke gerombolan manusia tak terdaftar yang sok penting, asyik ngobrol gak jelas sampai tengah malam. Di antara kepulan asap rokok, saya memilih minum kopi yang suplainya bahkan sampai 3 teko.
Tahun-tahun belakangan ini, saya lebih sering minum teh. Minum kopi rasanya seperti sebuah kemewahan--ketika disuguhkan pada suatu acara tertentu atau sesekali meminumnya biar gak lupa rasanya. Pernah juga mencicipi kopi Aceh di warung mie Aceh. Kata orang sih rasanya luar biasa karena diracik khusus.
Tapi bagi saya rasanya terlalu keras. Seperti rasa kopi Arab yang dibawa menantu Andung Limah yang bule Arab di Poltangan kemarin. Mungkin saya bukan penikmat kopi sejati. Tapi apa pula pentingnya menjadi penikmat kopi sejati, seperti apa hebatnya menjadi penikmat cerutu sejati misalnya. Atau mungkin saya memang agak sinis terhadap banyak istilah semacam itu.
Semenjak pertengahan tahun lalu saya senang minum IndocafeCoffemix. Hanya butuh diseduh dengan air panas tanpa tambahan gula. Tapi saya lebih sering meminumnya dengan es batu.
Belakangan ini saya agak senewen. Rasa coffemix ini agak berubah. Padahal ada Euro2008 nih. Atas anjuran seorang sepupu, saya coba coffemix yang merek ABC. Ampun! Gak banget. Masih mending yang merek Nescafe atau GoodDay. Tapi yang terbaik diantara semuanya masih Indocafe. Tapi kok rasanya berubah ?
Diam-diam saya mencari penyebabnya. Kalo gak salah rasanya mulai berubah sejak Mei 2008, ketika SBY menaikkan harga BBM. Harga jual Indocafe tidak ikut naik bahkan di tingkat grosir. Lalu apa mungkin pabriknya mengurangi takaran racikannya? Saya berharap mereka hanya memangkas margin keuntungan tanpa mengorbankan resepnya. Huh, lagi-lagi BBM nih. Penelitian LIPI yang mutakhir menunjukkan bahwa kenaikan BBM Mei 2008 tidak memperingan APBN, tapi hanya merubah struktur neracanya saja dan menambahkan distribusi beban pada rekening-rekening pengeluaran.
Sepertinya saya harus kembali ke NescafeClassic. Ada yang punya ide ? [ ]
Tiga tahun kemudian kebiasaan itu perlahan-lahan hilang ketika saya mulai nimbrung ke gerombolan manusia tak terdaftar yang sok penting, asyik ngobrol gak jelas sampai tengah malam. Di antara kepulan asap rokok, saya memilih minum kopi yang suplainya bahkan sampai 3 teko.
Tahun-tahun belakangan ini, saya lebih sering minum teh. Minum kopi rasanya seperti sebuah kemewahan--ketika disuguhkan pada suatu acara tertentu atau sesekali meminumnya biar gak lupa rasanya. Pernah juga mencicipi kopi Aceh di warung mie Aceh. Kata orang sih rasanya luar biasa karena diracik khusus.
Tapi bagi saya rasanya terlalu keras. Seperti rasa kopi Arab yang dibawa menantu Andung Limah yang bule Arab di Poltangan kemarin. Mungkin saya bukan penikmat kopi sejati. Tapi apa pula pentingnya menjadi penikmat kopi sejati, seperti apa hebatnya menjadi penikmat cerutu sejati misalnya. Atau mungkin saya memang agak sinis terhadap banyak istilah semacam itu.
Semenjak pertengahan tahun lalu saya senang minum IndocafeCoffemix. Hanya butuh diseduh dengan air panas tanpa tambahan gula. Tapi saya lebih sering meminumnya dengan es batu.
Belakangan ini saya agak senewen. Rasa coffemix ini agak berubah. Padahal ada Euro2008 nih. Atas anjuran seorang sepupu, saya coba coffemix yang merek ABC. Ampun! Gak banget. Masih mending yang merek Nescafe atau GoodDay. Tapi yang terbaik diantara semuanya masih Indocafe. Tapi kok rasanya berubah ?
Diam-diam saya mencari penyebabnya. Kalo gak salah rasanya mulai berubah sejak Mei 2008, ketika SBY menaikkan harga BBM. Harga jual Indocafe tidak ikut naik bahkan di tingkat grosir. Lalu apa mungkin pabriknya mengurangi takaran racikannya? Saya berharap mereka hanya memangkas margin keuntungan tanpa mengorbankan resepnya. Huh, lagi-lagi BBM nih. Penelitian LIPI yang mutakhir menunjukkan bahwa kenaikan BBM Mei 2008 tidak memperingan APBN, tapi hanya merubah struktur neracanya saja dan menambahkan distribusi beban pada rekening-rekening pengeluaran.
Sepertinya saya harus kembali ke NescafeClassic. Ada yang punya ide ? [ ]
nescafe classic enaknya ama bolu pak son ;) truss coffemix + esbatu + mises ceres..
ReplyDeletesedepp ;P
torabika cappuccino with choco granule
ReplyDelete