25.9.08

febri diansyah

Kami pernah sama-sama di Penerbitan Mahasiswa Unand GENTA ANDALAS. Tapi saya tak begitu mengenalnya. Saya anak akuntansi, dia manajemen. Itu saja. Bagi saya, di Genta ia hanya sekelebat bayangan saja. Lain jurusan, membuat saya jarang bertemu dengannya. Saya juga tak pernah membaca tulisannya di tabloid GENTA yang jelek itu. Sama sekali tidak ada kesan bahwa ia bisa jadi teman menarik. Genta juga tak punya pertemuan rutin yang memungkinkan saya mengenalinya.

Satu-satunya anak manajemen yang menarik bagi saya hanya Yudi Helfi, anak anggota DPRD Payakumbuh dari PPP, yang aktif di PW Pelajar Islam Indonesia cabang Sumbar di Purus V. Manusia yang satu ini suka godain saya: “sudahlah Son, terima saja kapitalisme itu…”

Gak tau nya beberapa tahun belakangan ini, setelah mencari-cari friendster-nya, saya baru tau dia sibuk di PB PII di Jalan Menteng, sekaligus kuliah di S2 Manajemen UI. Dan saya juga baru tau kalau dia nge-fans berat sama Ali bin Abi Thalib, Hasan & Husein. Busyet.. jangan-jangan kerasukan Jalaluddin Rakhmat nih.

Si Febri. Tiba-tiba muncul di TV sebagai juru bicara Indonesia Corruption Watch. Dari artikulasinya, saya yakin dia itu anak HMI. Mungkin bisa masuk ICW, karena HMI Connection atau pergaulannya sesama aktivis mahasiswa ekstra kampus. Tapi tetap aja aneh, anak Manajemen kok ngurusin hukum. Aih, ternyata ia ngambil S2 Hukum di Yogya. Aneh !

Dulu saya sempat keluar dari Genta Andalas karena males ngeliat kelakuan senior yang gak mutu. Saat itu baru Febri sering hadir di Genta. Dua tahun kemudian, ketika para senior itu sudah gak ada lagi, Amanda mengajak saya kembali ke Genta. (Dan Febri entah dimana). Saya sebenarnya ingin membenahi Genta, membangunnya dari puing-puing. Tapi kuliah akuntansi saya sedang morat-marit. Nilai akuntansi jalur manajemen saya (Akt Biaya, Akt Mng, SPM) semuanya bagus, tapi akuntansi jalur keuangan kacau. (Dan akhirnya saya tinggalkan akuntansi dengan IPK 3,01. Bagi saya tidak ada gunanya di akuntansi kalau nilai akt keu itu kacau. Kalo saya pikir lagi, saya ini memang manusia yang suka pasang standar tinggi, bahkan untuk diri sendiri. Meninggalkan akuntansi, antara menyesal dan tidak)

Ya, saya terima ajakan Amanda. Tapi lagi-lagi saya kecewa. Genta menikung ke arah radio. Isinya cuman lagu-lagu pop. Minus jurnalisme, apalagi intelektualisme. Anggota-anggota junior hampir semuanya tertarik dengan Genta, karena pengin merasakan glamour-nya dunia penyiar ketimbang jadi penulis atau jurnalis. (Tampang-tampang mereka se-imut anak-anak AIESEC. Saya pernah jadi anggota AIESEC selama seminggu. Setelah seleksi ketat yang berhasil saya lewati dan orientasi ORI 1, saya memilih keluar. Masalahnya ? Saya tidak cukup imut untuk jadi anak AIESEC.)

Dan, lagi-lagi saya memilih keluar dari Genta.

Ah, Padang. Organisasi ekstra dan intra kampusnya sama gak mutu. Nyari mentor juga gak nemu. Akhirnya saya memutuskan mengembangkan formasi intelektual saya sendirian: hanya aku dan buku.

Coba kalau si Febri pernah nulis di tabloid Genta dan bikin saya terkesan. Bakal saya ajak dia meng-kudeta senior-senior Genta yang gak mutu itu. Mendirikan kembali Genta dari NOL: sistem kaderisasi, sistem penerbitan, teknik desain grafis majalah, sirkulasi, keuangan dan periklanan. Semua ilmu yang saya dapatkan di ITQAN akan saya terapkan di Genta. [ ]









7 comments:

  1. ya ampun son......
    masa bertahun-tahun baru nyadar ttg si febri.
    duluuu....waktu awal kuliah dia kan sempat masuk kls ing, tapi keluar.
    trus, pas tahun ke-2 kita di unand, dia ikut UMPTN lagi en lulus di fak. hukum UGM
    ya terang ajalah dia ngerti hukum

    ReplyDelete
  2. Anonymous26.9.08

    aku pernah ngliat Genta UNAND. Hampir mirip ama buletin Forum Diskusi Islam di kampus-ku. Simple amat :p

    ternyata masih jauh lebih bagus Ganto UNP, baik isi maupun tampilan luar serta konsistensinya utk terbit tiap bulan
    ;)

    ReplyDelete
  3. iya tuh,
    aku iri sama Ganto, rapih, bagus

    btw, aku pernah ke sekretariat Ganto
    waktu itu lagi nyari si anton hilman - buayadarat itu,
    sonny >> cihui >> hilman

    btw anak itu sinting jg. Dia bikin homepage bbrp artis atas nama dia. (Sebenernya itu ada unsur bisnisnya)

    Tapi isinya sinting :D
    nih http://www.dian-sastro.net/

    ReplyDelete
  4. Anonymous26.9.08

    aku dulu sebenarnya mau masuk ganto
    tapi ragu2 gitu, anak2 ganto waktu itu aku pikir eksklusif bgt..

    trus malah melenceng ke radio kampus, gimanapun heboh dan ancurnya anak2 radio ga ngaruh ngkali ama aku yg introvert..jadilah aku penyiar terkalem
    ;p
    ..
    anton hilman?
    yah familiar bgt ama wajahnya, sering ketemu di PKM. Aku jg pernah ke blognya yg narsis bgt ituh..
    tp kita ga saling kenal
    ..

    ReplyDelete
  5. @iad, khairi, (rhie_rie?)

    iya nih,
    lupa bangettt
    perasaan dia di Unand udah 2 th baru pindah

    ReplyDelete
  6. Anonymous5.10.08

    Sonny yang baik...
    aku baru baca posting mu, malam ini, dan kebetulan di Padang.
    Ada sedikit waktu yang "berdamai" dan mengantarkanku kembali kesini.

    Jika tidak keberatan, ada beberapa klarifikasi :-)(semoga boleh ya..)

    Pertama, yang sangat tidak substansial.
    Febridiansyah or Febri Diansyah?
    hehe2
    yang terakhir lebih pas..

    Kedua, hmm...
    tentang HMI.
    Kaget juga kenapa Sonny langsung berkesimpulan begitu. Tidak ada hubungan dengan HMI, Son..
    Ini lebih soal pilihan dan komitmen. Dan, semacam "bunuh diri kelas". :-)


    Ketiga, tentang S.2 hukum.
    Juga bukan begitu.
    Aku masuk Ekonomi-Manajemen tahun 2000. Kemudian, karena berbagai hal, Hukum menjadi ilmu yang menarik sekaligus beresiko.
    Hingga, tahun 2002, aku kembali ikut SPMB, dan "terdampar: di Fakultas Hukum UGM. S.1 lho, bukan S.2 :-)

    Dan, keempat.
    Tentang GENTA ANDALAS.
    Ku pikir, ini penting juga kita ketahui bersama. Sonny adalah salah satu penggiat Genta yang "patah hati" dan kemudian keluar. Demikian juga aku. "Patah Hati" karena sulit bergerak. Tapi, kebetulan tidak memilih keluar.
    Th 2000-2002 aku reporter di Genta. Tidak begitu aktif di tahun kedua.
    Kemudian karena lulus di UGM, harus berangkat.
    Namun, di tahun 2003, aku istirahat di FHUGM (hidup tidak begitu mudah ternyata :-).
    Saat istirahat itulah, aku kembali ke Unand, coba isi waktu tuk belajar kembali di FEUA (1 tahun). Saat itulah, dalam kondisi "pengkhianatan" beberapa orang yang menjadikan GENTA jadi RAdio POP. AKu kembali di Genta. Bersama Loly dan Vieda, bertiga coba hidupkan suluh yang hampir padam. Aku jadi Pemimpin Redaksi saat itu, dan saat itu pulalah Vida coba ajak Sonny. TApi, sayang Sonny tidak bersedia. Mungkin ada kesibukan lain :-)
    Dan, kita pernah terbitkan 4 kali Tabloid bahkan bangun jaringan dengan rekan-rekan UNP tuk isi halaman Antar Kampus.
    Namun, sekarang GENTA bagaimana?
    :-)
    sebaik dan seburuk apapun kita tau, setiap masa punya generasi masing-masing.

    oh ya, jika Sonny atau kawan-kawan sempat, berkunjunglah ke rumah kecil ku yang "gelisah".

    http://febridiansyah.wordpress.com/

    Agak panjang, Son..
    semoga kita bis alebih kenal, terutama tentang pikiran, idealisme , dan bahkan hal yang paling mendasar, Niat menjadikan sedikit ilmu pengetahuan yang kita terima ini berguna tidak saja bagi diri dan keluarga.

    Salam hormat,
    Febri Diansyah

    ReplyDelete
  7. febri yg jg baik :)
    mohon maaf soal kesimpulanku ttg artikulasimu. untuk pertanggungjawaban, aku menambahkan kata MUNGKIN di awal kalimat. tp setidaknya artikulasimu tdk membosankan layaknya anak2 HMI. (Cerita dong aktivisme-mu.. )
    Harusnya mmg febri diansyah, mkasih atas suntingannya pemred yg baik

    kelebatanmu mmg mmbingungkan,
    ada dan tiadamu ditambah ingatanku yg buruk, bikin postingan ini agak kacau balau (ah, aku tak berbakat jd sejarawan rupanya :)

    menjadikan Genta sbg Radio Pop mmg pengkianatan. Aku bnr2 terluka waktu itu.

    Mslh terbesar Genta adl kaderisasi & warisan sistem. Kita bener2 tdk pny keduanya. Genta yg hancur di 2007 aku tulis di Kiamat UNAND. Klik aja

    ReplyDelete

feel free to comment :)

recent post